Kitab Tashowuf ini terbilang agak asing di telinga, ternyata memang asing juga contain-containnya. Kalau
dibuat perbandingan dg masa sekarang, mungkin tdk terlalu jauh kalau
kitab ini ditengarai dg "Kitab Undang Undang Tashawuf".
Tebal sekitar 306 halaman dan di tahqiq oleh Moh Adib Al jadir, diterbitkan oleh percetakan Dar el Kotob Al Ilmiyah, Beirut Libanon.
Tebal sekitar 306 halaman dan di tahqiq oleh Moh Adib Al jadir, diterbitkan oleh percetakan Dar el Kotob Al Ilmiyah, Beirut Libanon.
Ttg
Penyusun sendiri, Imam Assya'rony adalah ulama kenamaan pada
Zamannya. Beliau ulama Ahli fiqh, hadits dan tentunya Tashawuf. Beliau kita
tahu, adalah diantara murid Al-imam Abu Zakariya Al-anshary seorang guru
besar ilmu fiqh, hadits, ushul fiqh dan masyhur menjadi mufti Madzhab
Syafi'ie. Imam Assya'roni berkomentar ttg gurunya bahwa beliau adalah
waliyullah yg menutupi diri dg ilmu fiqh. "Aku berkhidmat kepadanya
selama 30 th, aku memasakkan makanannya namun aku bawa bekal sendiri dan
tdk makan dr hartanya" demikian menurut Assya'rony sang murid.
Sehingga
kita tahu, Imam Sya'roni menonjol di berbagai bidang ilmu. Di bidang fiqh
beliau menyusun kitab Al Mizan Al Kubro, sebuah literatur fiqh empat
madzhab yg cukup lengkap melebihi Bidayatul Mujtahid ibn Rusyd. Dalam
bidang hadits, beliau menyusun kitab monumental
dg judul "Kasyful Ghummah an Jamie'il Ummah" sebuahh kitab hadits yg
meliput ushul masail fiqhiyah, sehingga memudahkan istinbath untuk para
fuqoha'.
Seperti biasanya, Imam Sya'rony bila ditelaah dr ratusan
karya tulisnya ia menggunakan bahasa yg jelas, gamblang, renyah dan padat
juga disertai dg dalil-dalil yg kuat.
Dalam kitab ini, terdapat 251
point undang-undang shufi. Dalam setiap point, beliau menjelaskan sejelas-jelasnya
dg disertai dalil-dalil dr Al-Qur'an maupun Hadits, tidak ketinggalan pula "laku lampah" para Shahabat, Tabi'ien, Tabi'itt abi'ien dan para Al'immah yg nota bene mereka adalah "Salaf al Ummah" yang sebenarnya.Kitab ini terbilang mukhtashor atau resume dr kitab satunya (al uhud al kubro).
Dalam bidang ilmu agama, penulis dapat dikategorikan sbg juru bicara para shufi kepada para Fuqoha' dan Muhadditsin yg belum menyelami dunia tashawuf secara totalitas. Mungkin semacam imam Abu Hamid Alghazaly yg menjadi corong bg Ahlussunnah Waljama'ah plus para shufi dari manuver-manuver ahli filsafat.
Baiklah, supaya lbh penasaran dg karya agung imam Sya'roni, kita lihat dan cermati beberapa point dr kandungan kitab tsb :
Point ke 37 : telah ditetapkan perjanjian atas kita, untuk ikhlash dalam bertauhid kepada Allah SWT, baik dlm perbuatan maupun ucapan & jg kepemilikan dan segala yg wujud. Seluruh martabat dg syarat-syarat yg tlh ditetapkan oleh ahli-ahli tauhid. Kita tdk boleh menambahi campur tangan makhluq baik manfa'at maupun madhorot, solusi maupun keterkaitan, janganlah kita berkata, "saya, dengan kami, bagi kami, milik kami" kecuali berdasarkan pengertian majaz (metaforis), krn yang semacam itu termasuk syirik yg khofy, Allah SWT berfirman : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan Nya dg apapun (Annisa ,36) dlm ayat ini Allah mengingkari Assya'i (sesuatu) dan TIDAK men ta'yin/menyatakan, apakah sesuatu itu ?, fahamilah.
Ada sebuah kisah seorang faqir (shufi) yg sdg memohon ampunan kepada Tuhannya, dia berkata : "wahai Tuhanku ampunilah aku krn Engkau berjanji untuk mengampuni org yg tdk mempersekutukan Mu dg apapun, dan Engkau tahu bahwa aku tdk mempesekutukan Mu dg apapun", namun tiba-tiba terdengarlah suara hati/suara tanpa rupa mengatakan : meskipun di hari air susu..?...dia terperajat dan teringat bahwa pd suatu hari, dia di jamu dg air susu untuk di minum, namun dia tidak jadi meminumnya krn takut berbahaya, maka Allah SWT merekam kejadian tsb, dikarenakan dia menisbatkan "bahaya" kepada air susu tadi. Maka perhatikanlah...!
Point ke 48 : Telah ditetapkan perjanjian atas kita, bahwa kita harus memperbanyak istighfar dan menyesali kebaikan yg tertinggal, baik kita merasa berbuat ma'shiyat maupun tdk. Ketahuilah bahwa penyesalan atas tdk melakukan ma'shiyat itu bs menggugurkan amal baik, sbgmn menyesali atas ketertinggalan Tho'at itu bisa membathalkan ke-ikhlashan.
Alhasil dari kitab ini, kita bs menimba ilmu-ilmu para salik, shufy, mukhlish ,dimana ilmu yg didapat tsb bukan hanya berasal dr teks-teks Al-Qur'an dan Hadits semata, meskipun kedua hal tadi adalah mainstreamnya Tashawuf sbgmn yg dikatakan oleh sayid Atthoi'fah imam Junaid Al Baghdady ra. Namun banyak ilmu-ilmu Al Asror Al Robbaniyah yg bisa kita dapatkan dr suluk atau pengalaman ruhaniyah para Wali Allah SWT, sebagaimana difirmankan dlm Al-Qur'an..."wattaquuLLaaha
"Al-Bahru Al-maurud"
Kitab Tasawuf yang Langka
Oleh: KH. Tb. Ahmad Rifqi Chowas Nuruddin.
Kitab Karya Al-imam Abil Mawahib Assya'rony (wafat th 973 H) ini
tebalnya sekitar 306 halaman dan telah ditahqiq oleh Moh Adib Al jadir,
diterbitkan oleh percetakan Dar el Kotob al ilmiyah, Beirut Libanon. .
Kitab tashowuf ini terbilang agak asing di telinga. Disamping tidak
dikenal, kalau melihat isinya ternyata memang asing. Ada beberapa
pengajaran yang cukup menarik dan belum banyak dikenal oleh masyarakat.
Meski demikian, bila dibandingkan dengan kitab sekarang, kitab akhlaq
ini, tidak terlalu jauh kalau disebut sebagai "kitab undang undang
Tashawuf".
Tentang Penyusun sendiri, Imam Assya'rony adalah ulama kenamaan pada
Zamannya. Beliau ulama Ahli fiqh, hadits dan tentunya Tashawuf. Beliau
termasuk murid Al-imam Abu Zakariya Al-anshary, seorang guru besar ilmu
fiqh, hadits, ushul fiqh yang dikenal sebagai mufti Madzhab Syafi'ie.
Imam Assya'roni berkomentar tentang gurunya bahwa beliau adalah
waliyullah yang menutupi dirinya dengan ilmu fiqh. "Aku berkhidmat
kepadanya selama 30 th, aku memasakkan makanannya namun aku bawa bekal
sendiri dan tidak makan dari hartanya", demikian menurut Assya'rony sang
murid.
Sehingga kita tahu, imam Sya'roni menonjol di berbagai bidang ilmu. Di
bidang fiqh beliau menyusun kitab "al Mizan al Kubro", sebuah literatur
fiqh empat madzhab yang cukup lengkap melebihi "Bidayatul Mujtahid"
karya Ibn Rusyd. Dalam bidang hadits, beliau juga menyusun kitab
monumental dengan judul "Kasyful Ghummah an jamie'il ummah" sebuah kitab
hadits yang meliput ushul masail fiqhiyah untuk memudahkan istinbath
(metodologi pengambilan hukum) untuk para fuqoha'.
Seperti biasanya, imam Sya'rony bila ditelaah dari ratusan karya
tulisnya ia menggunakan bahasa yang jelas, gamblang, renyah dan padat
juga disertai dengan dalil-dalil yang kuat.
UU Shufi
Yang menjadi titik tekan dalam kitab ini, terdapat 251 point
undang-undang shufi. Dalam setiap point, beliau menjelaskan
sejelas-jelasnya dengan disertai dalil-dalil dari Alquran maupun hadits.
Tidak ketinggalan pula "laku lampah" para Shahabat, tabi'ien,
tabi'ittabi'ien dan para a'immah yang nota bene mereka adalah "Salaf al
Ummah" yang sebenarnya.
Kitab ini masuk dalam kategori mukhtashor atau resume dari kitab satunya
(al uhud al kubro).
Dalam bidang ilmu agama, penulis dapat dikategorikan sebagai juru bicara
para shufi kepada para Fuqoha' dan Muhadditsin yang belum menyelami
dunia tashawuf secara totalitas. Mungkin semacam imam Abu Hamid
Alghazaly yang menjadi corong bagi Ahlussunnah waljama'ah plus para
shufi dari manuver-manuver ahli filsafat.
Baiklah, untuk memperjelas gambaran isi dari kitab ini, bagi yang
penasaran dengan karya agung imam Sya'roni ini, kita lihat dan cermati
beberapa point dari kandungan kitab ini:
Point ke 37:
Telah ditetapkan perjanjian atas kita, untuk ikhlash dalam bertauhid
kepada Allah swt, baik dalam perbuatan maupun ucapan[juga kepemilikan
dan segala yang wujud. Seluruh martabat dengan Syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh ahli-ahli tauhid. Kita tidak boleh menambahi campur
tangan makhluq baik manfa'at maupun madhorot, solusi maupun keterkaitan.
Janganlah kita berkata, "saya, dengan kami, bagi kami, milik kami"
kecuali berdasarkan pengertian majaz (metaforis), karena yang semacam
itu termasuk syirik yang khofy. Allah swt berfirman: "Sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan Nya dengan apapun (Annisa :36). Dalam
ayat ini Allah mengingkari Assya'i (sesuatu) dan tidak men
ta'yin/menyatakan, apakah sesuatu itu?, fahamilah.
Ada sebuah kisah seorang faqir (shufi) yang dengan memohon ampunan
kepada Tuhannya, dia berkata: "Wahai Tuhanku ampunilah aku karena Engkau
berjanji untuk mengampuni orang yang tidak mempersekutukan Mu dengan
apapun, dan Engkau tahu bahwa aku tidak mempesekutukan Mu dengan
apapun", namun tiba-tiba terdengarlah suara hatif/suara tanpa rupa
mengatakan: meskipun di hari air susu..?... dia terperajat dan teringat
bahwa pada suatu hari, dia dijamu dengan air susu untuk di minum, namun
dia tidak jadi meminumnya karena takut berbahaya, maka Allah swt merekam
kejadian tsb, dikarenakan dia menisbatkan "bahaya" kepada air susu
tadi. Maka perhatikanlah...!
Point ke 48:
Telah ditetapkan perjanjian atas kita, bahwa kita harus memperbanyak
istighfar [dan menyesali kebaikan yang tertinggal, baik kita merasa
berbuat ma'shiyat maupun tidak. Ketahuilah bahwa penyesalan atas tidak
melakukan ma'shiyat itu bisa menggugurkan amal baik, sebagaimana
menyesali atas ketertinggalan Tho'at itu bisa membathalkan ke ikhlashan.
Alhashil dari kitab ini, kita bisa menimba ilmu-ilmu para salik, shufy,
mukhlish , di mana ilmu yang didapat tersebut bukan hanya berasal dari
teks-teks al qur'an dan hadits semata, meskipun kedua hal tadi adalah
mainstreamnya Tashawuf sebagaimana yang dikatakan oleh sayid Atthoi'fah
imam Junaid Al Baghdady ra. Namun banyak ilmu-ilmu Al asror Al
Robbaniyah yang bisa kita dapatkan dari suluk atau pengalaman ruhaniyah
para Wali Allah swt, sebagaimana difirmankan dalam AlQur'an...
"wattaquuLLaaha wa yu'allimkumuLLaah" (bertaqwalah kamu sekalian kepada
Allah niscaya Allah swt akan mengajarkan kamu sekalian)
...Alluhumma uhsyurnaa fi Zumrotihim amien, ya Allah giringlah kami
bersama mereka hamba-hambamu yang shalih dan tha'at kepada Mu, amien.
KH. Tubagus Ahmad Rifqi Khan
Pengasuh Pondok Darussalam, Buntet Pesantren Cirebon
Read more at: http://alifbraja.blogspot.com/2012/07/al-bahru-al-maurud-kitab-tasawuf-yang.html
Copyright © ALIFBRAJA|alifbraja.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Read more at: http://alifbraja.blogspot.com/2012/07/al-bahru-al-maurud-kitab-tasawuf-yang.html
Copyright © ALIFBRAJA|alifbraja.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Disalin dari tulisan karya : Tb.Ahmad Rifqi Khan
"Al-Bahru Al-maurud"
Kitab Tasawuf yang Langka
Oleh: KH. Tb. Ahmad Rifqi Chowas Nuruddin.
Kitab Karya Al-imam Abil Mawahib Assya'rony (wafat th 973 H) ini
tebalnya sekitar 306 halaman dan telah ditahqiq oleh Moh Adib Al jadir,
diterbitkan oleh percetakan Dar el Kotob al ilmiyah, Beirut Libanon. .
Kitab tashowuf ini terbilang agak asing di telinga. Disamping tidak
dikenal, kalau melihat isinya ternyata memang asing. Ada beberapa
pengajaran yang cukup menarik dan belum banyak dikenal oleh masyarakat.
Meski demikian, bila dibandingkan dengan kitab sekarang, kitab akhlaq
ini, tidak terlalu jauh kalau disebut sebagai "kitab undang undang
Tashawuf".
Tentang Penyusun sendiri, Imam Assya'rony adalah ulama kenamaan pada
Zamannya. Beliau ulama Ahli fiqh, hadits dan tentunya Tashawuf. Beliau
termasuk murid Al-imam Abu Zakariya Al-anshary, seorang guru besar ilmu
fiqh, hadits, ushul fiqh yang dikenal sebagai mufti Madzhab Syafi'ie.
Imam Assya'roni berkomentar tentang gurunya bahwa beliau adalah
waliyullah yang menutupi dirinya dengan ilmu fiqh. "Aku berkhidmat
kepadanya selama 30 th, aku memasakkan makanannya namun aku bawa bekal
sendiri dan tidak makan dari hartanya", demikian menurut Assya'rony sang
murid.
Sehingga kita tahu, imam Sya'roni menonjol di berbagai bidang ilmu. Di
bidang fiqh beliau menyusun kitab "al Mizan al Kubro", sebuah literatur
fiqh empat madzhab yang cukup lengkap melebihi "Bidayatul Mujtahid"
karya Ibn Rusyd. Dalam bidang hadits, beliau juga menyusun kitab
monumental dengan judul "Kasyful Ghummah an jamie'il ummah" sebuah kitab
hadits yang meliput ushul masail fiqhiyah untuk memudahkan istinbath
(metodologi pengambilan hukum) untuk para fuqoha'.
Seperti biasanya, imam Sya'rony bila ditelaah dari ratusan karya
tulisnya ia menggunakan bahasa yang jelas, gamblang, renyah dan padat
juga disertai dengan dalil-dalil yang kuat.
UU Shufi
Yang menjadi titik tekan dalam kitab ini, terdapat 251 point
undang-undang shufi. Dalam setiap point, beliau menjelaskan
sejelas-jelasnya dengan disertai dalil-dalil dari Alquran maupun hadits.
Tidak ketinggalan pula "laku lampah" para Shahabat, tabi'ien,
tabi'ittabi'ien dan para a'immah yang nota bene mereka adalah "Salaf al
Ummah" yang sebenarnya.
Kitab ini masuk dalam kategori mukhtashor atau resume dari kitab satunya
(al uhud al kubro).
Dalam bidang ilmu agama, penulis dapat dikategorikan sebagai juru bicara
para shufi kepada para Fuqoha' dan Muhadditsin yang belum menyelami
dunia tashawuf secara totalitas. Mungkin semacam imam Abu Hamid
Alghazaly yang menjadi corong bagi Ahlussunnah waljama'ah plus para
shufi dari manuver-manuver ahli filsafat.
Baiklah, untuk memperjelas gambaran isi dari kitab ini, bagi yang
penasaran dengan karya agung imam Sya'roni ini, kita lihat dan cermati
beberapa point dari kandungan kitab ini:
Point ke 37:
Telah ditetapkan perjanjian atas kita, untuk ikhlash dalam bertauhid
kepada Allah swt, baik dalam perbuatan maupun ucapan[juga kepemilikan
dan segala yang wujud. Seluruh martabat dengan Syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh ahli-ahli tauhid. Kita tidak boleh menambahi campur
tangan makhluq baik manfa'at maupun madhorot, solusi maupun keterkaitan.
Janganlah kita berkata, "saya, dengan kami, bagi kami, milik kami"
kecuali berdasarkan pengertian majaz (metaforis), karena yang semacam
itu termasuk syirik yang khofy. Allah swt berfirman: "Sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan Nya dengan apapun (Annisa :36). Dalam
ayat ini Allah mengingkari Assya'i (sesuatu) dan tidak men
ta'yin/menyatakan, apakah sesuatu itu?, fahamilah.
Ada sebuah kisah seorang faqir (shufi) yang dengan memohon ampunan
kepada Tuhannya, dia berkata: "Wahai Tuhanku ampunilah aku karena Engkau
berjanji untuk mengampuni orang yang tidak mempersekutukan Mu dengan
apapun, dan Engkau tahu bahwa aku tidak mempesekutukan Mu dengan
apapun", namun tiba-tiba terdengarlah suara hatif/suara tanpa rupa
mengatakan: meskipun di hari air susu..?... dia terperajat dan teringat
bahwa pada suatu hari, dia dijamu dengan air susu untuk di minum, namun
dia tidak jadi meminumnya karena takut berbahaya, maka Allah swt merekam
kejadian tsb, dikarenakan dia menisbatkan "bahaya" kepada air susu
tadi. Maka perhatikanlah...!
Point ke 48:
Telah ditetapkan perjanjian atas kita, bahwa kita harus memperbanyak
istighfar [dan menyesali kebaikan yang tertinggal, baik kita merasa
berbuat ma'shiyat maupun tidak. Ketahuilah bahwa penyesalan atas tidak
melakukan ma'shiyat itu bisa menggugurkan amal baik, sebagaimana
menyesali atas ketertinggalan Tho'at itu bisa membathalkan ke ikhlashan.
Alhashil dari kitab ini, kita bisa menimba ilmu-ilmu para salik, shufy,
mukhlish , di mana ilmu yang didapat tersebut bukan hanya berasal dari
teks-teks al qur'an dan hadits semata, meskipun kedua hal tadi adalah
mainstreamnya Tashawuf sebagaimana yang dikatakan oleh sayid Atthoi'fah
imam Junaid Al Baghdady ra. Namun banyak ilmu-ilmu Al asror Al
Robbaniyah yang bisa kita dapatkan dari suluk atau pengalaman ruhaniyah
para Wali Allah swt, sebagaimana difirmankan dalam AlQur'an...
"wattaquuLLaaha wa yu'allimkumuLLaah" (bertaqwalah kamu sekalian kepada
Allah niscaya Allah swt akan mengajarkan kamu sekalian)
...Alluhumma uhsyurnaa fi Zumrotihim amien, ya Allah giringlah kami
bersama mereka hamba-hambamu yang shalih dan tha'at kepada Mu, amien.
KH. Tubagus Ahmad Rifqi Khan
Pengasuh Pondok Darussalam, Buntet Pesantren Cirebon
Read more at: http://alifbraja.blogspot.com/2012/07/al-bahru-al-maurud-kitab-tasawuf-yang.html
Copyright © ALIFBRAJA|alifbraja.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Read more at: http://alifbraja.blogspot.com/2012/07/al-bahru-al-maurud-kitab-tasawuf-yang.html
Copyright © ALIFBRAJA|alifbraja.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
"Al-Bahru Al-maurud"
Kitab Tasawuf yang Langka
Oleh: KH. Tb. Ahmad Rifqi Chowas Nuruddin.
Kitab Karya Al-imam Abil Mawahib Assya'rony (wafat th 973 H) ini
tebalnya sekitar 306 halaman dan telah ditahqiq oleh Moh Adib Al jadir,
diterbitkan oleh percetakan Dar el Kotob al ilmiyah, Beirut Libanon. .
Kitab tashowuf ini terbilang agak asing di telinga. Disamping tidak
dikenal, kalau melihat isinya ternyata memang asing. Ada beberapa
pengajaran yang cukup menarik dan belum banyak dikenal oleh masyarakat.
Meski demikian, bila dibandingkan dengan kitab sekarang, kitab akhlaq
ini, tidak terlalu jauh kalau disebut sebagai "kitab undang undang
Tashawuf".
Tentang Penyusun sendiri, Imam Assya'rony adalah ulama kenamaan pada
Zamannya. Beliau ulama Ahli fiqh, hadits dan tentunya Tashawuf. Beliau
termasuk murid Al-imam Abu Zakariya Al-anshary, seorang guru besar ilmu
fiqh, hadits, ushul fiqh yang dikenal sebagai mufti Madzhab Syafi'ie.
Imam Assya'roni berkomentar tentang gurunya bahwa beliau adalah
waliyullah yang menutupi dirinya dengan ilmu fiqh. "Aku berkhidmat
kepadanya selama 30 th, aku memasakkan makanannya namun aku bawa bekal
sendiri dan tidak makan dari hartanya", demikian menurut Assya'rony sang
murid.
Sehingga kita tahu, imam Sya'roni menonjol di berbagai bidang ilmu. Di
bidang fiqh beliau menyusun kitab "al Mizan al Kubro", sebuah literatur
fiqh empat madzhab yang cukup lengkap melebihi "Bidayatul Mujtahid"
karya Ibn Rusyd. Dalam bidang hadits, beliau juga menyusun kitab
monumental dengan judul "Kasyful Ghummah an jamie'il ummah" sebuah kitab
hadits yang meliput ushul masail fiqhiyah untuk memudahkan istinbath
(metodologi pengambilan hukum) untuk para fuqoha'.
Seperti biasanya, imam Sya'rony bila ditelaah dari ratusan karya
tulisnya ia menggunakan bahasa yang jelas, gamblang, renyah dan padat
juga disertai dengan dalil-dalil yang kuat.
UU Shufi
Yang menjadi titik tekan dalam kitab ini, terdapat 251 point
undang-undang shufi. Dalam setiap point, beliau menjelaskan
sejelas-jelasnya dengan disertai dalil-dalil dari Alquran maupun hadits.
Tidak ketinggalan pula "laku lampah" para Shahabat, tabi'ien,
tabi'ittabi'ien dan para a'immah yang nota bene mereka adalah "Salaf al
Ummah" yang sebenarnya.
Kitab ini masuk dalam kategori mukhtashor atau resume dari kitab satunya
(al uhud al kubro).
Dalam bidang ilmu agama, penulis dapat dikategorikan sebagai juru bicara
para shufi kepada para Fuqoha' dan Muhadditsin yang belum menyelami
dunia tashawuf secara totalitas. Mungkin semacam imam Abu Hamid
Alghazaly yang menjadi corong bagi Ahlussunnah waljama'ah plus para
shufi dari manuver-manuver ahli filsafat.
Baiklah, untuk memperjelas gambaran isi dari kitab ini, bagi yang
penasaran dengan karya agung imam Sya'roni ini, kita lihat dan cermati
beberapa point dari kandungan kitab ini:
Point ke 37:
Telah ditetapkan perjanjian atas kita, untuk ikhlash dalam bertauhid
kepada Allah swt, baik dalam perbuatan maupun ucapan[juga kepemilikan
dan segala yang wujud. Seluruh martabat dengan Syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh ahli-ahli tauhid. Kita tidak boleh menambahi campur
tangan makhluq baik manfa'at maupun madhorot, solusi maupun keterkaitan.
Janganlah kita berkata, "saya, dengan kami, bagi kami, milik kami"
kecuali berdasarkan pengertian majaz (metaforis), karena yang semacam
itu termasuk syirik yang khofy. Allah swt berfirman: "Sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan Nya dengan apapun (Annisa :36). Dalam
ayat ini Allah mengingkari Assya'i (sesuatu) dan tidak men
ta'yin/menyatakan, apakah sesuatu itu?, fahamilah.
Ada sebuah kisah seorang faqir (shufi) yang dengan memohon ampunan
kepada Tuhannya, dia berkata: "Wahai Tuhanku ampunilah aku karena Engkau
berjanji untuk mengampuni orang yang tidak mempersekutukan Mu dengan
apapun, dan Engkau tahu bahwa aku tidak mempesekutukan Mu dengan
apapun", namun tiba-tiba terdengarlah suara hatif/suara tanpa rupa
mengatakan: meskipun di hari air susu..?... dia terperajat dan teringat
bahwa pada suatu hari, dia dijamu dengan air susu untuk di minum, namun
dia tidak jadi meminumnya karena takut berbahaya, maka Allah swt merekam
kejadian tsb, dikarenakan dia menisbatkan "bahaya" kepada air susu
tadi. Maka perhatikanlah...!
Point ke 48:
Telah ditetapkan perjanjian atas kita, bahwa kita harus memperbanyak
istighfar [dan menyesali kebaikan yang tertinggal, baik kita merasa
berbuat ma'shiyat maupun tidak. Ketahuilah bahwa penyesalan atas tidak
melakukan ma'shiyat itu bisa menggugurkan amal baik, sebagaimana
menyesali atas ketertinggalan Tho'at itu bisa membathalkan ke ikhlashan.
Alhashil dari kitab ini, kita bisa menimba ilmu-ilmu para salik, shufy,
mukhlish , di mana ilmu yang didapat tersebut bukan hanya berasal dari
teks-teks al qur'an dan hadits semata, meskipun kedua hal tadi adalah
mainstreamnya Tashawuf sebagaimana yang dikatakan oleh sayid Atthoi'fah
imam Junaid Al Baghdady ra. Namun banyak ilmu-ilmu Al asror Al
Robbaniyah yang bisa kita dapatkan dari suluk atau pengalaman ruhaniyah
para Wali Allah swt, sebagaimana difirmankan dalam AlQur'an...
"wattaquuLLaaha wa yu'allimkumuLLaah" (bertaqwalah kamu sekalian kepada
Allah niscaya Allah swt akan mengajarkan kamu sekalian)
...Alluhumma uhsyurnaa fi Zumrotihim amien, ya Allah giringlah kami
bersama mereka hamba-hambamu yang shalih dan tha'at kepada Mu, amien.
KH. Tubagus Ahmad Rifqi Khan
Pengasuh Pondok Darussalam, Buntet Pesantren Cirebon
Read more at: http://alifbraja.blogspot.com/2012/07/al-bahru-al-maurud-kitab-tasawuf-yang.html
Copyright © ALIFBRAJA|alifbraja.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Read more at: http://alifbraja.blogspot.com/2012/07/al-bahru-al-maurud-kitab-tasawuf-yang.html
Copyright © ALIFBRAJA|alifbraja.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution