Seorang ulama besar Al-Jawi (Melayu, Sumatra) yang sebagai muslimin di tanah suci Mekkah hingga akhir hayatnya. Ulama ini memeiliki reputasi internasional didunia Islam. Termashur sebagai Muhaddist (Ahli Hadist), Musaid (Mata rantai sanad hadist), faqih (Ahli Fiqih), Ahli Ushul Fiqih, dan Muqri (Ahli Qira’ati) serta Mursyid Thariqat Syadizliyah, sebagai Imam dan Guru di Masjid haram Mekkah hingga akhir hayatnya, juga ulama mullaif ( pengarang kitab), kitab yang produktif untuk disiplin ilmu keislamaan dan beberapa harganya tergolong monumental dan bermutu tinggi.
Syeikh Mahfudz Al-Tarmasi (Al- Turmusi, Al-Tarmasi) nama aslinya Muhammad Mahfudz. Riwayat hidupnya semasa kecil hingga dewasa ditulisnya sebagai informasi penting tertera pada kitabnya Muhibbah Dzil Fadhal jilid 4, disebutkan Ia dilahirkan di Desa Tremas, kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Kresidenan Madiun (Provinsi Jawa Timur), pada Tanggal 12 Jumadil Awal 1285 H bertepatan 31 Agustus 1868. Syeikh Mahfudz dilahirkan tahun 1285 H/1842 M, namun bila dihitung dengan cermat tahun 1285 H semasa dengan tahun 1868 H. Ayahnya KH. Abdullah adalah pengasuh pondok pesantren Tremas yang didirikan oleh kakeknya, KH. Abdul Manan (nama kecilnya R. Bagus Darto/ R. Bagus Sudarot ) tahun 1830, setelah menyelesaikan pendidikannya di pondok pesantren Gebang Tinatar Tegalsari Ponorogo asuhan KH. Khasan Besari, KH. Abdul Manan putra R. Demang Dipomenggolo yang di ambil menantu pamannya Demang Tremas R. Ngabei Honggowijoyo dan mereka keturunan kethok Jenggot punggawa kesultanan Surakarta yang ditugaskan membuka lahan (babat alas) Pacitan shingga menjadi perkampungan yang semakin ramai.
Muhammad Mahfudz pertama kali mengaji kepada ayahhandanya dipesantren Tremas, sampai khatam beberapa kitab (fathul Muin, fathul Wahab, yarah Syarqowi, Minhajul Qowim, Syarah Ibnu Qosim al Ghazali) dan sebagian tafsir jalalain. Lantas Ia berguru kepada Syeikh Soleh As-Samarami (Kiyai Sholeh darat Semarang) untuk kitab-kitab tafsir Jalalain (2 kali Khatam), Syarah Al-Hikam (2 kali Kahatam), dan kitab-kitab ilmu falaq yakni syrah al al-Mardim dan wasilah ath-Thalab.
Setelah menganjak ramaja Muhammad Mahfudz yang cerdas ini bersama adiknya Dimyathi bin Abdullah dikirmkan oleh ayahandanya ke tanah suci Mekkah. Ia memperdalam ilmu-ilmu keislaman dengan mengaji kepada ulama-ulama disan baik ulama Timut Tengah maupun dari kalangan Al-Jawi (berasal dari dunia Melayu) diantara guru-gurunya adalah :
Syeikh Musthofa juga pernah belajar di madinah yakni kepada Syeikh Sayid Muhammad Amir bin Ahmad Ridwan al- Madani, dan dari ulama ini ia mendapat Ijazah Dalailul khoirot. Al-Burdah, Al Ahzab, Al- Auliyat Al-Aljami, al-Mutawalli dan kitab Al- Muwatho’ karangan Imam Malik binj Anas.
Ketika sedang asyiknya mendalami ilmu-ilmu keislamaan, Ayahandanya yang sudah Uzur, memanggil pulang Syeikh Mahfudz dan Syeikh Dimyathi. Ia menyuruh adiknya pulang kampung untuk meneruskan kepemimpinan di pesantren Tremas dan ia minta izin ayahandanya untuk melanjutkan tugas belajarnya di Mekkah.
Syeikh mahfudz At-termasi tambah dan berkembangnya sebagai ulama besar dan merupakan kebanggan mukmin al-Jawi sebagai Imam dan Guru di Masjidil al-haram mekkah yang muridnya dari beberapa Negara tidak terbatas dari Nusantara. Ulama ini terkenal alim alamah dalam berbagai disiplin ilmu, shingga Syeikh Yasin bin Isa Al Fadani Al-makki (1917-1991) memberinya gelar kehormatan Syeikh Mahfudz sabagai Al-Alamah, Al-Muahdist, Al-Musnid, Al-Faqih, Al-Ushuli, dan Al-Muqri (sangat alim, ahli ilmu hadist, ahli ilmu fiqih, ahli ilmu mata rantai sanad hadist, ahli ushul fiqih, dan ahli qira’ati). Gelar ini pantas di sandang oleh ulama Jawi asal Tremas Pacitan ini, terbukti pada karya-karya tulisannya beberapa jilid, kesemuanya berbahasa arab dan mata bahasanya yang sedemikian tinggi terutama untuk kitabnya Muhibbah Dzil Fadhal makky Dzawin Nadhar.
Syeikh Mahfudz sebagai mursid hadist Bukhori matan ke 23 dan secara berturut-turut mata rantai tersebut mulai Imam Al-Bukhori sampai kepadanya adalah sebagai berikut :
Syeikh Mahfudz at-Termasi termasuk ulama penulis yang Produktif dan Kharismatik dan berkulitas tinggi dalam bidang Fiqih, Hadist, Nahwu/alat, dan disiplin ilmu keislamaan lainnya.
Karya-karya ilmiyahnya inilah yang membuat nama Syeikh Mahfudz dikenal dibeberapa belahan dunia Islam, terutama ulama yang pernah belajar di Saudi Arabia maupun Mesir, diantara karya Ilmiyah ulama berasal Tremas ini berjudul :
Muhibbah Dzil fadlah Hasyiah Syarah Mukhtasar Bafadhal terdiri 4 Jilid besar. Yang merupakan syarah (komentar) dari kitab terkenal Tahfah Al-Muhtaj karangan Syeikh ibnu Hajar al-Haitami (908-947 H/1503-1566 M), terkenal dengan kitab Muhibbah (tulis 1315-1319 H). Jilid pertama 556 halaman ( selesai 25 shafar 1315) jilid kedua 504 halaman (diselesaikan hari jumat 27 rabiul akhir 1316 H), jilid ketiga 544 halaman (selesai ahad 7 rajab 1317 H) dan jilid ke empat 733 halaman (selesai rabu 19 Jumadil akhir 1319 H). Berarti kitab stebal 2437 halaman dan terdiri empat jilid tersebut di selesaikan Syeikh Mahfudz dalam waktu empat tahun lebih 4 bulan, kitab ini beridi bahsan mendalam, ilmiah dan terinci tentang masilul fiqihyah madzhab Syafi’i, kitab in di cetak oleh Mathba’ah al-amirah asy-syafiiyah Mesir 1326 H/1904 M. Kitab muhibah dzil fadhal ini merupakan khasanah keilmuan yang sanagat berharga dan tinggi nilainya yang ditulis oleh ulama al-Jawi (dunia Melayu) di tanah suci.
Syeikh Mahfudz Al-Tarmasi (Al- Turmusi, Al-Tarmasi) nama aslinya Muhammad Mahfudz. Riwayat hidupnya semasa kecil hingga dewasa ditulisnya sebagai informasi penting tertera pada kitabnya Muhibbah Dzil Fadhal jilid 4, disebutkan Ia dilahirkan di Desa Tremas, kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Kresidenan Madiun (Provinsi Jawa Timur), pada Tanggal 12 Jumadil Awal 1285 H bertepatan 31 Agustus 1868. Syeikh Mahfudz dilahirkan tahun 1285 H/1842 M, namun bila dihitung dengan cermat tahun 1285 H semasa dengan tahun 1868 H. Ayahnya KH. Abdullah adalah pengasuh pondok pesantren Tremas yang didirikan oleh kakeknya, KH. Abdul Manan (nama kecilnya R. Bagus Darto/ R. Bagus Sudarot ) tahun 1830, setelah menyelesaikan pendidikannya di pondok pesantren Gebang Tinatar Tegalsari Ponorogo asuhan KH. Khasan Besari, KH. Abdul Manan putra R. Demang Dipomenggolo yang di ambil menantu pamannya Demang Tremas R. Ngabei Honggowijoyo dan mereka keturunan kethok Jenggot punggawa kesultanan Surakarta yang ditugaskan membuka lahan (babat alas) Pacitan shingga menjadi perkampungan yang semakin ramai.
Muhammad Mahfudz pertama kali mengaji kepada ayahhandanya dipesantren Tremas, sampai khatam beberapa kitab (fathul Muin, fathul Wahab, yarah Syarqowi, Minhajul Qowim, Syarah Ibnu Qosim al Ghazali) dan sebagian tafsir jalalain. Lantas Ia berguru kepada Syeikh Soleh As-Samarami (Kiyai Sholeh darat Semarang) untuk kitab-kitab tafsir Jalalain (2 kali Khatam), Syarah Al-Hikam (2 kali Kahatam), dan kitab-kitab ilmu falaq yakni syrah al al-Mardim dan wasilah ath-Thalab.
Setelah menganjak ramaja Muhammad Mahfudz yang cerdas ini bersama adiknya Dimyathi bin Abdullah dikirmkan oleh ayahandanya ke tanah suci Mekkah. Ia memperdalam ilmu-ilmu keislaman dengan mengaji kepada ulama-ulama disan baik ulama Timut Tengah maupun dari kalangan Al-Jawi (berasal dari dunia Melayu) diantara guru-gurunya adalah :
- Syeikh Ahmad al-Munsyawi (ahli Qira’at asal Ikrit), mengaji kitab Al-Qur’an Qiratul ’ashin fi riwayati khalaf bima tayasaraa min at-tajwid dan Syarah Al-Allamah ibnu Al-Qasih ala As-satibiyah.
- Syaeikh Amr bin baslat Asy-Syami (ahli Fiqih asal Syiria) mengaji kitab Syarah Syadzuru’.
- Syeikh Mushtofa bin Muhammad bin Sulaiman al-Afifi (ahli ilmu alat dan Usul Fiqih) Ia mengaji kitab Mahlli ’ala jam’ul jawami dan Mughni labib.
- Imam Al-Hasab Al-Wara’ Al- Nasib Sayid Husain Muhammad Al-Habsyi (ahli Hadist) untuk kitab Shoheh Bukhori dab Shoheh Muslim.
- Syeikh As’ad bin Muhammad Babsil Al-Hadrami (ahli Fiqih, Mufti Makkah) untuk Syarah Uqud Al Imam Asy-Syifa’an li al-Qodiyah
- Syeikh Muhammad As-Sarbini Ad-Dimyathi (ahli Fiqih dan Qira’at asal Mesir) untuk kitab Syarah Ibnu Al – Qosih’ala As Sahidiyah, Syarah Ad-Durar al – Mudhi’ah Tibyan Al-Nasyri fi Qira’ah al-asyri, Raudhoh Nadhir al-Muthawalli, Ithkaf Al-Basyari fi Qira’ah Al-Qur’an, Al-Iddah li Syatibiyah dan Tafsir Al- Baidhowi
- Syeikh Abu bakar bin Muhammad syatho’ Ad-Dimyathi (Syeikh Bakar Syatho’) sebagai guru Utamanya di Masjid Al-Haram. Ia mengaji kitab I’anah at-Thalibin karya gurunya tersebut dan kitab-kitab lain. Lebih dari itu ia mendapatkan Ijazah (legitimasi) dari Syeikh Bakar As-Syatho’ sebagai Musnid atau penyampai mata rantai atau sanad Hadist Bukhori matan ke 23 stelah gurunya sebagai matan ke 22.
Syeikh Musthofa juga pernah belajar di madinah yakni kepada Syeikh Sayid Muhammad Amir bin Ahmad Ridwan al- Madani, dan dari ulama ini ia mendapat Ijazah Dalailul khoirot. Al-Burdah, Al Ahzab, Al- Auliyat Al-Aljami, al-Mutawalli dan kitab Al- Muwatho’ karangan Imam Malik binj Anas.
Ketika sedang asyiknya mendalami ilmu-ilmu keislamaan, Ayahandanya yang sudah Uzur, memanggil pulang Syeikh Mahfudz dan Syeikh Dimyathi. Ia menyuruh adiknya pulang kampung untuk meneruskan kepemimpinan di pesantren Tremas dan ia minta izin ayahandanya untuk melanjutkan tugas belajarnya di Mekkah.
Syeikh mahfudz At-termasi tambah dan berkembangnya sebagai ulama besar dan merupakan kebanggan mukmin al-Jawi sebagai Imam dan Guru di Masjidil al-haram mekkah yang muridnya dari beberapa Negara tidak terbatas dari Nusantara. Ulama ini terkenal alim alamah dalam berbagai disiplin ilmu, shingga Syeikh Yasin bin Isa Al Fadani Al-makki (1917-1991) memberinya gelar kehormatan Syeikh Mahfudz sabagai Al-Alamah, Al-Muahdist, Al-Musnid, Al-Faqih, Al-Ushuli, dan Al-Muqri (sangat alim, ahli ilmu hadist, ahli ilmu fiqih, ahli ilmu mata rantai sanad hadist, ahli ushul fiqih, dan ahli qira’ati). Gelar ini pantas di sandang oleh ulama Jawi asal Tremas Pacitan ini, terbukti pada karya-karya tulisannya beberapa jilid, kesemuanya berbahasa arab dan mata bahasanya yang sedemikian tinggi terutama untuk kitabnya Muhibbah Dzil Fadhal makky Dzawin Nadhar.
Syeikh Mahfudz sebagai mursid hadist Bukhori matan ke 23 dan secara berturut-turut mata rantai tersebut mulai Imam Al-Bukhori sampai kepadanya adalah sebagai berikut :
- Imam al Bukhori (Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah (194-256 H/810-870 M).
- Imam Al-Hafidz Al-Hujja’
- Imam Muhammad bin Yusuf bin Matar al-Farbasi.
- Imam Abdullah bin Ahmad.
- Syeikh Abdul Hasan Abdurahman bin Mudhofar Ad-Daud
- Imam Al-Hambali.
- Imam Al-Hasan bin Al Mubaraq Az-Zubaidi.
- Syeikh Ahmad bin Thalib Al-Hajar.
- Syeikh Ibrahim bin Muhammad
- Syeikh Ahmad bin Hajar Al-Asqolani
- Syeikh Islam Zakaria Al-Ashari Al-Hafidz
- Syeikh Muhammad bin Ahmad al Ghaisi
- Syeikh Salim bin Muhammad As-Sauhari
- Syeikh Muhammad bin Alauddin Al-Babili
- Syeikh Abdullah bin Salam Al-Bashri
- Syeikh Salim bin Abdullah bin Salim al Bashri
- Syeikh Muhammad Ad-Dafri
- Syeikh Isa bin Muhammad Al-Barawi
- Syeikh Muhammad bin Ali Asy-Sarwani
- Syeikh Usman bin Hasan Ad-Dimyathi
- Syeikh Ahmad bin Zaini
- Syeikh Abu Bakar bin Muhammad Syatho’ ad-Dimyathi
- Syeikh Mahfudz bin Abdullah At-Termasi. Syeikh Mahfudz memberikan ijazahnya kepada Syeikh Hasyim Asy’ari asal Jombang sebagai mata rantai ke 24 yang berhak menyampaikan hadis Bukhori yang memenuhi kelayakan.
Syeikh Mahfudz at-Termasi termasuk ulama penulis yang Produktif dan Kharismatik dan berkulitas tinggi dalam bidang Fiqih, Hadist, Nahwu/alat, dan disiplin ilmu keislamaan lainnya.
Karya-karya ilmiyahnya inilah yang membuat nama Syeikh Mahfudz dikenal dibeberapa belahan dunia Islam, terutama ulama yang pernah belajar di Saudi Arabia maupun Mesir, diantara karya Ilmiyah ulama berasal Tremas ini berjudul :
Muhibbah Dzil fadlah Hasyiah Syarah Mukhtasar Bafadhal terdiri 4 Jilid besar. Yang merupakan syarah (komentar) dari kitab terkenal Tahfah Al-Muhtaj karangan Syeikh ibnu Hajar al-Haitami (908-947 H/1503-1566 M), terkenal dengan kitab Muhibbah (tulis 1315-1319 H). Jilid pertama 556 halaman ( selesai 25 shafar 1315) jilid kedua 504 halaman (diselesaikan hari jumat 27 rabiul akhir 1316 H), jilid ketiga 544 halaman (selesai ahad 7 rajab 1317 H) dan jilid ke empat 733 halaman (selesai rabu 19 Jumadil akhir 1319 H). Berarti kitab stebal 2437 halaman dan terdiri empat jilid tersebut di selesaikan Syeikh Mahfudz dalam waktu empat tahun lebih 4 bulan, kitab ini beridi bahsan mendalam, ilmiah dan terinci tentang masilul fiqihyah madzhab Syafi’i, kitab in di cetak oleh Mathba’ah al-amirah asy-syafiiyah Mesir 1326 H/1904 M. Kitab muhibah dzil fadhal ini merupakan khasanah keilmuan yang sanagat berharga dan tinggi nilainya yang ditulis oleh ulama al-Jawi (dunia Melayu) di tanah suci.
Al-Sigoyah al-Mudhiyyah asani kutub al-ashhab al-syafi’iyah (1313 H) merupakan kitab fiqih dalam lingkup ulama-ulama Syafi’iyah. ( selesai hari Juma’at bulan sya’ban 1313 H), risalah terdiri 3 bagian isinya membicarakan sejumlah kitab dalam Madzhab syafi’in dan pengarangnya diterbitkan oleh Mathoba’ah at tarqqil majidiyah al-utsmaniyah makkah.
Nail al-Ma’mul bi hasyiat ghayat al-wushul fi ilmi al-ushul, merupakan kitab ushul fiqih terdiri 3 jilid .
Hasyiah Tahmilah al-Minhaj al-Qawim ila al-faraidh; merupakan karya penyempurnaan ilmu faraid/hukum waris
Minhaj Dzawi al-Nadhar bi Syarhi maudzamat al-Atsar (1329) setelah 300 halaman lebih berisi syarah terhadap kitab maudzumat al-atsar karyanya syeikh abdurahman as-Suyyuthi.
Al –Mishah al-Khairiyyah fi Arbain Hadisan min Ahadist khair al-Bariyyah kumpulan 40 hadist pilihan seperti arbain Nawawi
Al-Khali’ah al-Fikriyah fi Syarhi al Mukah al-Kahiriyyah, berisi syarah terhadap karya tulisnya sendiri al-mauidah al-kahiriyyah yang berisi syarah hadist arbain berdasarkan syair dari syeikh al-Basthomi dari al-hafidz abu bakar al-Bunyamin.
Tsulatsyiat al-Bukhori tentang hadist Imam Bukhori.
Unyathu al-Tholabah bi Syarhi Nadhomi at-thoyyibah fi qira’at as-syariyah tentang Qira’at menurut 10 Imam antara lain :
- Al-fawaidh at-tamsyyiah fi asanid al-qira’at as-syariyyah.
- Al-Badr al-Munir fi qira’at al-Imam ibnu katsir
- Tanwir As-Shadr fi Qira’at al-Imam Abi Amir.
- Insyirah al-Fuad fi qira’at al-Imam Hamzah.
- Ta’mim al-manafi fi qira’at al-Imam Nafi’
- Is’af al-Mathali bi Syarhi badr al-Lami’ Nadhami.
- Jam’u al jawami’.
- Inayah al-Muftaqar fima yata’allaq bi Sayyidina al-Khidir
- Bughah al-adzbiya’ fi al bahtsin Karamat al-‘auliya.
- Al-Kahbir bi syarhi Miftah (Abi Dzar).
- Tahyiah al-Fikr alfiyyah (al sayir).
Dari beberapa karya karanya tersebut merupakan bahwa Syeikh mahfudz merupakan ulama besar dan sebagai salah seorang bintang dari ulama-ulama Al-Jawi (Melayu) di tanah suci Makkah. Karya-karyanya masih tetap dibaca kaum muslimin di Nusantara, karna mutunya dan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa utama umat islam.
Syeilh Mahfudz bin Abdullah at-Tarmasi wafat pada hari Sabtu menjelang maghrib tanggal 1 Rajab 1338 H/ bertepatan tanggal 20 Maret 1920 M dalam usia 52 tahun menurut tahun masehi, 53 tahun lebih menurut tahun Hijriyah. Jenazah di makamkan dipekuburan ma’la dekat dengan makam Siti Khadijah. Sepeninggalan Syeikh Mahfudz…. putranya yang belum dewasa, Muhammad pulang kembali ke bentangan Demak (Indonesia) dan kelak Muhammad mendirikan pesantren Tahfidz Al-Qur’an di desa asal ibunya tersebut. Peninggalan Syeikh mahfudz untuk kaum muslimin, disamping kitab-kitab yang ditulisnya, juga murid-muridnya yang telah menjadi ulama pelita umat, diantaranya : KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abdul wahab hasbullah, KH. Bisri Syamsuri, KH. Mas Mansyur, KH. Dimyathi dan KH. Ahmad Dahlan, Semarang (keduanya adik sendiri), KH.R. Asnawi, Syeikh Umar Hamdani (Makkah), Syeikh Sa’dullah Al-maimani (Mufti Bombay India), Syeikh Ahmad bin Abdullah (ahli Qira’at syiria), Syeikh Ismail al Kalantami (kalantan Malaysia), dan masih banyak lagi yang lainnya.
Referensi :
Direktori pesantren, P3M Jakarta, 1986.
Direktori pondok pesantren, dirjen bimbingan islam Depag jakarta,2000
Masyhuri, abdul aziz, 99 kiai pondok pesantren nusantara, kutub, yogyakarta, 2006.
Masthuri dan ishom el saha, inteletualisme pesantren II, diva pustaka, Jakarta, 2003.
Zamaksyari dhofir, tradisi pesantren, LP3es, Jakarta 1985.
Syaifuddin Zuhri, sejarah kebangkitan islam dan perkembangannya di Indonesia, al-ma’arif, bandung, 1981.
Abdullah, wan Mohd syaghir, syeikh Ahmad al-fathani pemikir Agung melayu dan Islam, khazanah fathamiah, kuala lumpur, 2005
Abdullah, wan M. Shaghir, Syeikh mahfudz at-Termasi ulama Hadist Dunia melayu, pengkaji, khazanah@yahoo.com
Majalah amanah n0.47/april 1988 tentang PP.Bustanul Qur’an bentengan Demak/KH.Muhammad bin Mahfudz.
Alkisah no.19/th II/13-26 september 2004.
Alkisah no.03/th VII/9-22 Februari 2009.