Jumat, 27 Juli 2012

Perbedaan Mukjizat, Karomah, Ma’unah, Istidroj, serta Ihanah



Mukjizat ialah perkara yang nampak yang bertentangan dengan kebiasaan (yaitu hal yang luar biasa yang terjadi melalui) tangan nabi atau rasul setelah diutusnya (yang dilakukan) pada saat berdakwah (menyebarkan) misi kenabian dan kerasulan, seperti menghidupkan orang mati, menghilangkan gunung dan memancarkan air dari sela-sela jari jemari.

Adapun jikalau perkara (sesuatu yang luar biasa itu) tampak pada tangan selain nabi dan rasul, jikalau ia seorang wali (kekasih Allah), maka sesuatu yang luar biasa itu sebut karomah (keramat wali).

Seperti keistimewaan yang terjadi pada siti maryam. Beliau berada di dalam pemeliharaan nabi zakariya as, dan tidak seorang pun selain nabi zakaria dapat masuk ke tempat siti maryam berada. Nabi zakaria, jika keluar dari sisi siti maryam beliau pasti menutup/mengunci tujuh pintu untuk menjaganya. Ketika nabi zakaria masuk ke mihrob siti maryam berada, beliau mendapati buah-buah musim dingin pada saat musim panas, dan mendapati buah-buahan musim panas pada saat musim dingin, maka beliau terkagum-kagum. Karena itu, lalu beliau bertanya kepada siti maryam mengenai jalan/cara sampainya rejeki tersebut kepadanya, bukan pada musimnya, padahal pintu-pintu tersebut terkunci dan penjaga selalu berkeliling di seputar kamar (ruangan beribadah) nya.

Siti maryam menjawab pertanyaan nabi zakaria, bahwasanya rezeki tersebut dari Allah dan sesungguhnya Allah akan memberikan rezeki kepada orang yang dihendakiNya, dengan tanpa perhitungan, sebagai bentuk pemberian Fadhol (kemurahan), dengan tanpa mengurang-ngurangi (Qs ali imron:37)

Dan seperti keistimewaan yang terjadi pada Fatimah ru, ketika suatu ketika beliau menghadiahkan kepada ayahhandanya nabi saw dua potong roti dan sepotong daging yang diletakkan di dalam piring/mangkok yang ditutup. Lalu nabi saw mengirimkan kembali pembawa piring mangkok itu dan sesuatu yang bersamanya yaitu piring dan mangkok tersebut ke rumah fatimah. Ketika nabi saw duduk dan berdiam diri pada tempat duduknya, di rumah fatimah, maka beliau bersabda : Bawalah kemari piring tersebut wahai putriku.” Lalu fatimah membuka piring tersebut tiba-tiba saja piring tersebut dipenuhi roti dan daging. Kemudian nabi saw bertanya kepada fatimah, “bagaimana kamu mendapatkan semua ini?”

Siti fatimah menjawab:” Semua ini berasal dari Allah. Sungguh Allah akan memberi rezeki kepada orang yang dikehendakiNya dengan tanpa perhitungan.”

Kemudian Nabi saw bersabda, “Segala puji bagi Allah swt, yang telah menjadikanmu seeorang perempuan yang menyerupai pemimpin kaum perempuan bani isroil”

Kemudian nabi saw mengumpulkan ali rhu, hasan rhu, dan husain rhu serta seluruh penghuni rumah ali, untuk makan bersama makanan yang ada didalam piring itu, Lalu mereka semua makan hingga kenyang, namun makanan tersebut masih tetap tersisa. Maka fatimah mengirimkannya kepada para tetangganya.

Jikalau kekampuan luar biasa itu terjadi dari orang-orang awam diantara orang-orang islam dalam bentuk sebagai penyelamatan dari segala bencana dan dari segala hal yang tidak disukainya maka kemampuan luar biasa itu disebut Ma’unah (pertolongan Allah)

Jika kemapauan luar biasa itu terjadi pada seorang fasik, maka jika hal itu terjadi sesuai dengan tujuannya maka kemampuan luar biasa itu disebut Istidroj (tipu daya Allah kepada orang tersebut dan untuk menguji keimanan orang-orang islam yang menghadapinya)

Dan jika tidak sesuai dengan tujuannya maka hal itu disebut Ihanah (Penghinaan Allah kepada orang tersebut) seperti yang pernah terjadi pada Musailimah al kadzab (kalimat musailimah dengan dibaca kasroh huruf lamnya/orang yang mengaku sebagai nabi)

Sesungguhnya musailimah berdoa untuk orang yang buta satu matanya, agar matanya yang buta itu menjadi sembuh bisa melihat, maka matanya yang sehat menjadi buta pula.

Dan musailimah meludah ke dalam sumur, agar supaya bertambah manis rasa airnya, maka iar sumur tersebut berubah menjadi air asin yang sangat asin hingga terasa pahit.

Dan musalimah mengusap kepala anak yatim, maka menjadi rontoklah rambut kepala anak yatim tersebut.

Dan semua kejadian ini adalah bukti yang memperkuat kebohongan pegakuan menjadi nabi, rasul. Semua hikayat tersebut dituturkan oleh syeikh al laqoni dalam kitab umdatul murid..

Sumber : 
Bahjatul wasail bi syarhi masail, Syaikh Muhammad nawawi albantani rah

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang belum punya ID gunakan " Anonymous " untuk memberi komentar.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda