Senin, 09 April 2012

Pemenuhan Rizki Dalam Perspektif Islam


حد ثنا يحي بكير حد ثنا اليث عن عقيل عن ابن شها ب عن عبيد مول عبدالرحمن بن عوف انه سمح اباهريرره رضياالله عنه يقول:قال رسول الله صل الله عليه وسلم:لان يحتطب احد كم حز مة عل ظهره خيرمن ان يسئال احدافيعططيه اويمنعه
“Yahya bin Bakir bercerita kepada kami dari ‘Aqail dari Ibnu Syihab dari Abu Ubaidin Maula Abdurahman bin ‘Auf: sesungguhnya mereke mendengar Abu Hurairah R.A  mendengar Rosulullah SAW bersabda”seandainya seseorang mencari kayu bakar dan dipikulkan diatas punggungnya hal itu lebih baik dari pada ia meminta- minta yang kadang-kadang diberi, kadang-kadang ditolak”(H.R Bukhori)
Betapa Islam itu sangat indah. Segala hidup ada tatanan dan tuntunannya. Dan semua itu akan mendatangkan kebaikan bagi siapa saja yang melaksanakannya. Tuntunan Islam menyentuh segala aspek termasuk dalam aspek pemenuhan kebutuhan.
Islam hadir dalam hidup ini sebagai rahmatan lil alamin dengan mengajak penganutnya untuk hidup penuh semangat dan optimis. Bukan untuk menjadi malas, bodoh dan miskin. Oleh sebab itu Islam selalu berorientasi kemasa depan,namun bukan berarti mengabaikan masa lalu. Artinya Islam tidak hanya mengajak penganutnya hanya berfikir  tentang dunia saja,namun juga berfikir untuk akherat.
Makna Hadist
Secara kontekstual hadist tersebut memberikan gambaran dan motivasi kepada kita untuk lebih giat bekerja. Orang yang mau bekerja keras itu lebih baik dari pada orang yang hanya meminta- minta atau pengangguran. Dalam hadist tersebut digambarkan dengan orang yang mencari kayu bakar kemudian dipikulkan dipunggungnya, hal tersebut merupakan bentuk usaha yang halal dan akan menjadi nilai ibadah. Kita dituntut untuk bekerja tak lain adalah untuk kebaikan dan kesejahteraan kita sendiri. Dan hal itu sangat dianjurkan agar kita terhindar dari kefakiran. Rosulullah bersabda”sesungguhnya kefakiran itu mendekati kekafiran”.
Semangat bekerja juga didukung dengan hadist Rosulullah                                         : SAW 
حد ثنا عبدالله حدثن ابي ثنابهزثناحماد ثنا اهشام بن زيدقال:سمعت انس ابن مالك قال:رسول الله صل الله وسلم:ان قامت السا عةبيد احد كم فسيلة فانا استطع ان لا يقو م حت يغر سهافليعل.
“Abdullah memberitahukan hadist ayahnya, katanya Bihaz telah memberitahukan kepada himad, Hisyam bin Zaid berkata Anas bin Malik mendengar bahwa Rosulullah bersabda”seandainya hari kiamat sudah terjadi, sedang ditanganmu masih menggenggam bibit kurma dan bagimu masih ada waktu untuk menanamnya, maka segeralah tanamkan bibit itu dan bagimu akan tetap mendapat pahala”(H.R Ibnu Hambali)
Dari hadist  tersebut, secara tekstual menjelaskan bahwa  pada situasi bagaimanapun bila ada waktu untuk menanam bibit kurma maka segera mungkin ditanam. Dan Allah akan memberikan pahala. Dan lebih baik menanamnya dari pada membiarkan tanah kosong tidak dimanfaatkan.
Disini secara kontekstual menjelaskan bahwa waktu yang diberikan oleh Allah bila dipergunakan untuk suatu pekerjaan dan amal kebaikan maka akan mendapatkan pahala. Berbeda dengan orang yang mengisi waktunya hanya untuk bermalas- malasan dan berpangku tangan kepada orang lain, maka Allah sangat membencinya. Dengan tegas rosulullah bersabda” Barang siapa meminta- minta kepada orang lain untuk menambah kekayaan harta tanpa sesuatu yang mendesak maka berarti ia menampar mukanya sampai hari kiamat dan batu neraka yang membara  dimukanya(H.R Turmuzi)
Secara kontekstual  hadist ini menjelaskan bahwa kita  dilarang bermalas- malasan dan berpangku tangan pada orang  lain selama masih sanggup bekerja. Haram hukumnya bagi seorang muslim yang masih mampu bekerja tetapi enggan bekerja dan malah memilih menjadi pengangguran. Hal ini dapat menjadi dampak negative bukan hanya pada dirinya sendiri melainkan pada keluarganya, pada saudaranya, pada umat muslim diseluruh dunia dan pada negaranya.
Dengan adanya banyak pengangguran , Negara sangat dirugikan, karena secara tidak langsung  Negara harus ikut menanggung beban biaya  hidup  mereka. Disamping itu, hal- hal penting yang seharusnya  dipikirkan oleh Negara harus terabaikan  karena Negara harus meluangkan waktu dan pikiran untuk memikirkan  nasib pengangguran. Negara yang seharusnya dapat berkembang  dengan pesat karena penduduknya yang mampu bekerja keras,harus terhambat perkembangannya karena rakyatnya yang banyak menganggur.
Oleh sebab itu, marilah kita semua umat muslim harus bisa bangkit membangun diri, agama dan Negara  ini dengan semangat bekerja agar menjadi motivasi bagi yang lain. Dan menjadikan Islam menjadi tampak begitu indah dengan tuntunannya yang didukung oleh umatnya yang penuh dengan semangat. Janganlah menjadi orang yang merugi bagi diri sendiri dan orang lain. Jangan pernah menyerah pada keadaan, karena akan selalu ada jalan bagi siapa saja yang mau berusaha. Rizki Allah bertebaran dimana- mana.Dan kita yang harus mencarinya. Utamakan ukhuwah, karena dengan ukhuwah kita bisa mendapatkan banyak informasi. Dari situlah kita bisa memilih- milih pekerjaan yang halal dan cocok dengan keinginan dan kemampuan kita. Bukankah Allah tidak akan mengubah nasib kita jika kita tidak berusaha mengubahnya sendiri?. “Dan Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”(Ar Rad:11). 

Sumber: hasil makalah dari tafsir hadist ekonomi dari berbagai sumber  yang dikembangkan
http://www.bmtfastabiq.com
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang belum punya ID gunakan " Anonymous " untuk memberi komentar.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda