Siapa
yang memandang dirinya buruk maka dialah orang yang baik dan siapa yang
memandang dirinya baik maka dialah orang yang buruk. Sesuatu yang
paling agung yang turun dari langit adalah taufik dan sesuatu yang
paling agung yang naik dari bumi kepada-Nya adalah ikhlas.
Kebenaran
itu berat dan sehat, sedangkan kebathilan itu ringan dan berpenyakit.
Masukkanlah kesulitan dalam kebenaran untuk menuju keselamatan. Tipu
muslihat yang paling sulit adalah menyifatkan kebathilan dalam bentuk
kebenaran pada orang pandai. Tidak ada yang dapat menghibur kecuali
kebenaran, dan tiada yang menjadikan kesedihan kecuali kebathilan.
Bagi
yang tidak tercegah dari kebathilan sesungguhnya ia telah lupa akan
akhirat. Kadang orang melepaskan anak panahnya dan meleset dari
sasarannya, demikian pula dengan pembicaraan, terkadang ia direkayasa
dan kebathilannya membinasakan. Seandainya kebenaran terlepas dari
rangkulan kebathilan, niscaya akan selamat dari lidah-lidah durhaka,
tetapi kebanyakan orang mencampurkannya menjadi satu.
Orang
yang mencari kebenaran kemudian ia keliru dalam tujuannya tidaklah sama
dengan orang yang mencari kebathilan lalu mendapatkannya. Sesungguhnya
orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang mencintai
kebenaran, walaupun menyebabkan kerugian dan kesulitan. (Ali bin Abi Thalib r.a)
Rasulullah Saw bersabda :
Siapa yang (melakukan satu amalan) supaya orang menghormatinya, Allah
akan menunjukkan aibnya dan siapa yang (melakukan suatu amalan karena)
ingin memperlihatkan kepada manusia, Allah akan memperlihatkan
kecacatannya [HR. Bukhari, Muslim]
Rasulullah Saw bersabda :
Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang mana Allah Azza wa Jalla mengutusku
adalah seperti hujan yang mengenai bumi. Daripadanya ada sebidang tanah
yang menerima air lalu menumbuhkan padang rumput dan rerumputan yang
banyak. Daripadanya ada sebidang tanah yang menahan air lalu Allah Azza
wa Jalla memberikan manfaat kepada manusia dengannya dimana mereka
minum, memberi minum dan bercocok tanam. Daripadanya ada sebidang tanah
yang gersang, tidak dapat menahan air dan tidak menumbuhkan padang
rumput [HR. Muttafaq Alaih]
Rasulullah Saw bersabda :
Banyak orang jahil yang rajin beribadah dan banyak pula orang alim yang
durhaka, karena itu hati-hatilah kalian terhadap orang-orang jahil yang
ahli ibadah dan orang-orang durhaka yang menjadi ulama [HR. Ad Dailami]
Rasulullah Saw bersabda :
Barangsiapa yang shalatnya tidak dapat mencegahnya dari perbuatan keji
dan mungkar, tiada lain berarti ia makin bertambah jauh dari
Allah SWT [HR. Thabrani]
Rasulullah Saw bersabda :
Janganlah kalian berbicara dengan ucapan yang buruk, janganlah kalian
sindir menyindir, janganlah kalian memperdengarkan khabar orang lain
[HR. Bukhari, Muslim]
Rasulullah Saw bersabda :
Jadilah kamu seorang pengajar atau pelajar atau mendengar (ilmu) atau
mencintai (ilmu) dan janganlah kamu menjadi orang yang ke-lima, kamu
pasti menjadi orang yang celaka [HR. Baihaqi]
Rasulullah Saw bersabda : Orang yang paling besar susahnya adalah orang mukmin, dia memikirkan perkara dunia dan akhirat [HR. Ibnu Majah]
Rasulullah Saw bersabda :
Sebaik-baik umat-ku adalah orang-orang yang bilamana mereka berbuat
dosa segera bertaubat dan bilamana berbuat baik merasa bergembira [HR.
Thabrani]
Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? [02:Al Baqarah:214]
(Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan [06:Al An’aam:122]
Mereka
berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut
(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain
menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak
menyukai. (*)Dia-lah yang telah mengutus rasul-Nya (dengan membawa)
petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas
segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai [09-At Taubah:32~33]
Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji [22-Al Hajj:24]
Segolongan
dari ahli kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya)
tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak
menyadarinya. (*)Hai ahli kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat
Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya). (*)Hai ahli kitab,
mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil dan
menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui? [03-Al Imran:69~71]
’Dan
diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari
keridhoan Allah dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya’ (02:Al Baqarah:207).
Keridhoan memiliki buah yang melimpah berupa keimanan. Orang yang ridho
hatinya akan terangkat hingga tempat yang paling tinggi, yang kemudian
mempengaruhi keyakinannya yang semakin mendalam dan kuat mengakar,
pengaruhnya kemudian adalah kejujuran dalm berucap, berbuat dan
berperilaku. Kesempurnaan ubudiyahnya lebih disebabkan kemampuan
menjalankan konsekwensi-konsekwensi hukum yang sebenarnya berat baginya.
Tapi,
ketika hanya hukum-hukum yang ringan saja yang ia jalankan, maka
itu akan membuat jarak ubudiyahnya dan Rabb-nya semakin jauh. Dalam
konteks ubudiyah berarti kesabaran, tawakkal, keridhoan, rasa rendah
diri, rasa membutuhkan, ketakutan, dan ketundukan maka ubudiyah itu
tidak akan sempurna kecuali dengan menjalankan keharusan yang memang
berat untuk dilakukan.
Keridhoan
terhadap qadha bukan berarti ridho terhadap qadha yang tidak
memberatkan, tetapi terhadap yang menyakitkan dan memberatkan. Seorang
hamba tidak berhak mengatur qadha dan qadar Allah, dengan menerima yang
ia inginkan dan menolak apa yang tidak ia inginkan. Karena pada dasarnya
manusia itu diberi hak memilih.
Hak
qadha dan qadar adalah mutlak milik Allah karena ia lebih mengetahui,
lebih bijaksana, lebih agung, lebih tinggi. Karena Allah mengetahui yang
ghaib, mengetahui segala rahasia dan mengetahui akibat dari segala hal.
Tinta pena telah mengering, lembaran-lembaran catatan ketentuan telah
disimpan, setiap perkara telah diputuskan dan takdir telah ditetapkan.
`Katakanlah: sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami` (09:At Taubah:51).
Apa yang membuat anda benar tak akan membuat anda salah, apa yang
membuat anda salah tidak akan membuat anda benar. Jika keyakinan
tersebut tertanam kuat dalam jiwa dan kukuh bersemayam dalam hati, maka
setiap bencana akan menjadi karunia, setiap ujian menjadi anugrah, dan
setiap peristiwa menjadi penghargaan dan pahala. Jangan pernah gundah
atau kecewa karena suatu penyakit, kematian yang semakin dekat, kerugian
harta.
`Barangsiapa yang oleh Allah dikehendaki menjadi baik maka ia akan diuji oleh-Nya` (Al Hadits).
Sesungguhnya Sang Maha Pencipta telah menentukan segala sesuatunya.
Usaha dan upaya dapat sedemikian rupa, tetapi hak untuk menentukan tetap
mutlak milik Allah. Pahala telah tercapai, dosa sudah terhapus, maka
berbahagialah orang-orang yang tertimpa musibah atas kesabaran dan
kerelaan mereka terhadap yang Maha Mengambil, Maha Pemberi, Maha
Mengekang lagi Maha Lapang.
Jangan
mengira diri anda sanggup melakukan segala upaya untuk menahan tembok
yang akan runtuh, membendung air yang akan meluap, menahan angin agar
tidak bertiup, atau memelihara kaca agar tak pecah. Segala yang telah
digariskan akan terjadi, setiap ketentuan akan berjalan dan keputusan
akan terlaksana. (`Aidh Al-Qarni)
Pengakuan
manusia akan wujud mereka karena-Nya, menyadarkan manusia akan
argumentasi yang telah disediakan untuk mengenal-Nya, sehingga tidak ada
alasan untuk menentang-Nya. Telah tampak pada makhluk buatan-Nya akan
pengaruh dari ciptaan-Nya dan tanda-tanda hikmah-Nya. Maka segala
sesuatu yang Dia ciptakan menjadi petunjuk atas kebenaran dan
kebesaran-Nya, walaupun hanya berupa makhluk diam, namun dengan
pengaturan alam ini, petunjuk-Nya seakan-akan berbicara dan kalam-Nya
akan memperlihatkan bukti yang nyata. (Pustaka)
Orang
yang berakal menjadikan agama sebagai syariatnya, sabar dan tenang
adalah tabiatnya, pandangan dan pikiran jernih menjadi pedoman hidupnya.
Jika berbicara yang dibicarakan adalah kebenaran, selalu membandingkan
segala sesuatu dengan pengetahuan-Nya. Orang bodoh jika berbicara dari
apa yang dilihat dan didengarnya, bila bercerita hanya menakut-nakuti
dan bila mengemukakan pendapat, pendapatnya tidak berbobot. Orang yang
durhaka, bila diamati akan nyata kedurhakaannya, selalu
memburuk-burukkan orang, tidak pandai bersyukur, tidak pandai menyimpan
rahasia, tidak mengambil pelajaran dan hikmah dari sesuatu dan tidak mau
mengerti pembicaraan orang lain, merasa hanya pembicaraannya saja yang
harus didengar. (Pustaka)
Yang
pertama kali dilakukan oleh orang yang ingin melakukan kebenaran adalah
bertaubat untuk membersihkan niat, membesihkan hati dari dosa, kemudian
meluas kepada seluruh anggota tubuhnya. Maka datanglah tangan belas
kasih dan kenikmatan yang akan merubah kegelapan menjadi kegembiraan,
siksa dengan kenikmatan, kebencian kepada kebahagiaan, ketakutan menjadi
keamanan, jauh menjadi dekat dan miskin menjadi kaya, karena taubat
adalah pusat kekuasaan hati, yang menjadikan hati orang yang takwa
kepada Allah berani menghadapi semua ujian atau cobaan. (Pustaka)
Barangsiapa
yang dikehendaki oleh Allah menjadi buruk maka dihidupkanlah ia
terhadap apa yang merugikannya, sehingga binasalah dunia dan akhiratnya.
Allah yang menciptakan penyakit dan obat penawarnya. Maksiat adalah
penyakit, sementara ketaatan adalah penawarnya. Kezaliman adalah
penyakit, sementara keadilan adalah obatnya. Kekeliruan adalah bakteri,
sementara kebenaran adalah obatnya. Menentang Allah adalah penyakit,
sementara bertaubat dari dosa merupakan penawarnya. Sempurnalah
penyembuhannya jika makhluk-makhluk yang ada dihatimu telah tersingkir,
kemudian bergaullah bersama manusia dengan lahiriahmu, jangan memberi
celah kepada nafsumu, karena jika engkau mengajarkan ketaatan pada
nafsumu dengan patuh pada jalan Allah, maka ia ada dalam pengendalianmu.
(Pustaka)
*****