Beliau adalah anak ketiga dari enam bersaudara yang merupakan ulama
kontemporer Indonesia yang disegani karena kehati-hatiannya dalam
bersikap dan kedalaman ilmunya dalam memberikan fatwa terhadap
masyarakat baik dalam ruang lingkup lokal (masyarakat dan pesantren yang
dipimpinnya) dan ruang lingkup nasional.
Sebelum orang mengenal Kyai Sahal, orang akan mengenalnya sebagai sosok
yang biasa-biasa saja. Dengan penampilan yang sederhana orang mengira,
beliau sebagai orang biasa yang tidak punya pengetahuan apapun. Namun
ternyata pengetahuan dan kepakaran Kyai Sahal sudah diakui. Salah satu
contoh, sosok yang menjadi pengasuh pesantren2 ini pernah bergabung
dengan institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan, yaitu menjadi
anggota BPPN3 selama 2 periode yaitu dari tahun 1993-2003.
Kyai Sahal lahir dari pasangan Kyai Mahfudz bin Abd. Salam al- Hafidz (w
1944 M) dan Hj. Badi’ah (w. 1945 M) yang sedari lahir hidup di
pesantren, dibesarkan dalam lingkungan pesantren, belajar hingga ladang
pengabdiannya pun ada di pesantren. Saudara Kyai Sahal yang berjumlah
lima orang yaitu, M. Hasyim, Hj. Muzayyanah (istri KH. Mansyur Pengasuh
PP An-Nur Lasem), Salamah (istri KH. Mawardi, pengasuh PP Bugel-Jepara,
kakak istri KH. Abdullah Salam ), Hj. Fadhilah (istri KH. Rodhi Sholeh
Jakarta), Hj. Khodijah (istri KH. Maddah, pengasuh PP Assuniyah Jember
yang juga cucu KH. Nawawi, adik kandung KH. Abdussalam, kakek KH.
Sahal.).
Pada tahun 1968/69 Kyai Sahal menikah dengan Dra Hj Nafisah binti KH.
Abdul Fatah Hasyim, Pengasuh Pesantren Fathimiyah Tambak Beras Jombang
dan berputra Abdul Ghofar Rozin yang sejak sekarang sudah dipersiapkan
untuk menggantikan kepemimpinan Kyai Sahal.
A. Latar Belakang Kehidupan
KH. Sahal Mahfudz dididik oleh ayahnya yaitu KH. Mahfudz dan memiliki
jalur nasab dengan Syekh Ahmad Mutamakkin, namun KH. Sahal Mahfudz
sangat dipengaruhi oleh kekyainan pamannya sendiri, K.H. Abdullah Salam.
Syekh Ahmad Mutamakkin sendiri termasuk salah seorang pejuang Islam
yang gigih, seorang ahli hukum Islam (faqih) yang disegani, seorang guru
besar agama dan lebih dari itu oleh pengikutnya dianggap sebagai salah
seorang waliyullah.
Sedari kecil Kyai Sahal dididik dan dibesarkan dalam semangat memelihara
derajat penguasaan ilmu-ilmu keagamaan tradisional. Apalagi Kiai
Mahfudh Salam (yang juga bapaknya sendiri) seorang kiai ampuh, dan adik
sepupu almarhum Rais Aam NU, Kiai Bisri Syamsuri. Selain itu juga
terkenal sebagai hafidzul qur’an yang wira’i dan zuhud dengan
pengetahuan agama yang mendalam terutama ilmu ushul.
Pesantren adalah tempat mencari ilmu sekaligus tempat pengabdian Kyai
Sahal. Dedikasinya kepada pesantren, pengembangan masyarakat, dan
pengembangan ilmu fiqh tidak pernah diragukan Pada dirinya terdapat
tradisi ketundukan mutlak pada ketentuan hukum dalam kitab-kitab fiqih
dan keserasian total dengan akhlak ideal yang dituntut dari ulama
tradisional. Atau dalam istilah pesantren, ada semangat tafaqquh
(memperdalam pengetahuan hukum agama) dan semangat tawarru’ (bermoral
luhur).
Ada dua faktor yang mempengaruhi pemikiran Kyai Sahal yaitu, pertama
adalah lingkungan keluarganya. Bapak beliau yaitu Kyai Mahfudz adalah
orang yang sangat peduli pada masyarakat. Setelah Kyai Mahfudz
meninggal, Kyai Sahal kemudian diasuh oleh KH. Abdullah Salam, orang
yang sangat concern pada kepentingan masyarakat juga. Beliau adalah
orang yang mendalami tasawuf juga orang yang berjiwa sosial tinggi.
Dalam melakukan sesuatu ada nilai transendental yang diajarkan tidak
hanya dilihat dari segi materi. Kyai Mahfudz orang yang cerdas, tegas
dan peka terhadap persoalan sosial dan KH. Abdullah Salam juga orang
yang tegas, cerdas, wira’I, muru’ah, dan murah hati. Di bawah asuhan dua
orang yang luar biasa dan mempunyai karakter kuat inilah Kyai Sahal
dibesarkan.
Yang kedua dari segi intelektual, Kyai Sahal sangat dipengaruhi oleh
pemikiran Imam Ghazali. Dalam berbagai teori Kyai Sahal banyak mengutip
pemikiran Imam Ghazali.13 Selama belajar di pesantren inilah Kyai Sahal
berinteraksi dengan berbagai orang dari segala lapisan masyarakat baik
kalangan jelata maupun kalangan elit masyarakat yang pada akhirnya
mempengaruhi pemikiran beliau. Selepas dari pesantren beliau aktif di
berbagai organisasi kemasyarakatan. Perpaduan antara pengalaman di dunia
pesantren dan organisasi inilah yang diimplementasikan oleh Kyai Sahal
dalam berbagai pemikiran beliau.
Minat baca Kyai Sahal sangat tinggi dan bacaannya cukup banyak terbukti
beliau punya koleksi 1.800-an buku di rumahnya. Meskipun Kyai Sahal
orang pesantren bacaannya cukup beragam, diantaranya tentang psikologi,
bahkan novel detektif walaupun bacaan yang menjadi favoritnya adalah
buku tentang agama. Beliau membaca dalam artian konteks kejadian. Tidak
heran kalau Kiai Sahal—meminjam istilah Gus Dur—lalu ‘menjadi jago’
sejak usia muda. Belum lagi genap berusia 40 tahun, dirinya telah
menunjukkan kemampuan ampuh itu dalam forum-forum fiqih. Terbukti pada
berbagai sidang Bahtsu Al-Masail tiga bulanan yang diadakan Syuriah NU
Jawa Tengah, beliau sudah aktif di dalamnya.
Kyai Sahal adalah pemimpin Pesantren Maslakul Huda Putra sejak tahun
1963. Pesantren di Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah, ini didirikan
oleh ayahnya, KH Mahfudz Salam, tahun 1910. Sebagai pemimpin pesantren,
Kyai Sahal dikenal sebagai pendobrak pemikiran tradisional di kalangan
NU yang mayoritas berasal dari kalangan akar rumput. Sikap demokratisnya
menonjol dan dia mendorong kemandirian dengan memajukan kehidupan
masyarakat di sekitar pesantrennya melalui pengembangan pendidikan,
ekonomi dan kesehatan.
B. Pendidikan dan Guru-guru KH Sahal
Untuk urusan pendidikan, yang paling berperan dalam kehidupan Kyai Sahal
adalah KH. Abdullah Salam yang mendidiknya akan pentingnya ilmu dan
tingginya cita-cita. KH. Abdullah Salam tidak pernah mendikte seseorang.
Kyai Sahal diberi kebebasan dalam menuntut ilmu dimanapun. Tujuannya
agar Kyai Sahal bertanggung jawab pada pilihannya. Apalagi dalam
menuntut ilmu Kyai Sahal menentukan adanya target, hal inilah yang
menjadi kunci kesuksesan beliau dalam belajar. Ketika belajar di
Mathali’ul Falah Kyai Sahal berkesempatan mendalami nahwu sharaf, di
Pesantren Bendo memperdalam fiqh dan tasawuf, sedangkan sewaktu di
Pesantren Sarang mendalami balaghah dan ushul fiqh.
Memulai pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah (1943-1949), Madrasah
Tsanawiyah (1950-1953) Perguruan Islam Mathaliul Falah, Kajen, Pati.
Setelah beberapa tahun belajar di lingkungannya sendiri, Kyai Sahal muda
nyantri ke Pesantren Bendo, Pare, Kediri, Jawa Timur di bawah asuhan
Kiai Muhajir, Selanjutnya tahun 1957-1960 dia belajar di pesantren
Sarang, Rembang, di bawah bimbingan Kiai Zubair. Pada pertengahan tahun
1960-an, Kyai Sahal belajar ke Mekah di bawah bimbingan langsung Syaikh
Yasin al-Fadani. Sementara itu, pendidikan umumnya hanya diperoleh dari
kursus ilmu umum di Kajen (1951-1953).
Di Bendo Kyai Sahal mendalami keilmuan tasawuf dan fiqih termasuk kitab
yang dikajinya adalah Ihya Ulumuddin, Mahalli, Fathul Wahab, Fathul
Mu’in, Bajuri, Taqrib, Sulamut Taufiq, Sullam Safinah, Sullamul Munajat
dan kitab-kitab kecil lainnya. Di samping itu juga aktif mengadakan
halaqah- halaqah kecil-kecilan dengan teman-teman senior. Sedangkan di
Pesantren Sarang Kyai Sahal mengaji pada Kyai Zubair19 tentang ushul
fiqih, qawa’id fiqh dan balaghah. Dan kepada Kyai Ahmad beliau mengaji
tentang Hikam. Kitab yang dipelajari waktu di Sarang antara lain, Jam’ul
Jawami dan Uqudul Juman, Tafsir Baidlowi tidak sampai khatam, Lubbabun
Nuqul sampai khatam, Manhaju Dzawin Nazhar karangan Syekh Mahfudz
At-Tarmasi dan lain-lain.
C. Tugas dan Jabatan
Kyai Sahal bukan saja seorang ulama yang senantiasa ditunggu fatwanya,
atau seorang kiai yang dikelilingi ribuan santri, melainkan juga seorang
pemikir yang menulis ratusan risalah (makalah) berbahasa Arab dan
Indonesia, dan juga aktivis LSM yang mempunyai kepedulian tinggi
terhadap problem masyarakat kecil di sekelilingnya. Penghargaan yang
diterima beliau terkait dengan masyarakat kecil adalah penganugerahan
gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dalam bidang pengembangan
ilmu fiqh serta pengembangan pesantren dan masyarakat pada 18 Juni 2003
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Peran dalam organisasipun sangat signifikan, terbukti beliau dua periode
menjabat Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (1999-2009)
dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa bakti 2000-2010. Pada
Musyawarah Nasional (Munas) MUI VII (28/7/2005) Rais Aam Syuriah
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), itu terpilih kembali untuk periode
kedua menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa bakti
2005-2010.
Pada Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Donohudan, Boyolali, Jateng.,
Minggu (28/11-2/12/2004), beliau pun dipilih untuk periode kedua
2004-2009 menjadi Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU).
Pada 26 November 1999, untuk pertama kalinya dia dipercaya menjadi Rais
Aam Syuriah PB NU, mengetuai lembaga yang menentukan arah dan
kebijaksanaan organisasi kemasyarakatan yang beranggotakan lebih 30-an
juta orang itu. KH Sahal yang sebelumnya selama 10 tahun memimpin
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah, juga didaulat
menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI pada Juni 2000 sampai tahun 2005.
Selain jabatan-jabatan diatas, jabatan lain yang sekarang masih diemban
oleh beliau adalah sebagai Rektor INISNU Jepara, Jawa Tengah
(1989-sekarang) dan pengasuh Pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda,
Kajen, Pati (1963 - Sekarang).
Sedangkan pekerjaan yang pernah beliau lakukan, adalah guru di Pesantren
Sarang, Rembang (1958-1961), Dosen kuliah takhassus fiqh di Kajen
(1966-1970), Dosen di Fakultas Tarbiyah UNCOK, Pati (1974-1976), Dosen
di Fak. Syariah IAIN Walisongo Semarang (1982-1985), Rektor Institut
Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara (1989-sekarang), Kolumnis tetap di
Majalah AULA (1988-1990), Kolumnis tetap di Harian Suara Merdeka,
Semarang (1991-sekarang), Rais 'Am Syuriyah PBNU (1999-2004), Ketua Umum
Majelis Ulama Indonesia (MUI, 2000-2005), Ketua Dewan Syari'ah Nasional
(DSN, 2000-2005), dan sebagai Ketua Dewan Pengawas Syari'ah pada
Asuransi Jiwa Bersama Putra (2002-sekarang).
Sosok seperti Kyai Sahal ini kiranya layak menjadi teladan bagi semua
orang. Sebagai pengakuan atas ketokohannya, beliau telah banyak
mendapatkan penghargaan, diantaranya Tokoh Perdamaian Dunia (1984),
Manggala Kencana Kelas I (1985-1986), Bintang Maha Putra Utarna (2000)
dan Tokoh Pemersatu Bangsa (2002).
Sepak terjang KH. Sahal tidak hanya lingkup dalam negeri saja.
Pengalaman yang telah didapatkan dari luar negeri adalah, dalam rangka
studi komparatif pengembangan masyarakat ke Filipina tahun 1983 atas
sponsor USAID, studi komparatif pengembangan masyarakat ke Korea Selatan
tahun 1983 atas sponsor USAID, mengunjungi pusat Islam di Jepang tahun
1983, studi komparatif pengembangan masyarakat ke Srilanka tahun 1984,
studi komparatif pengembangan masyarakat ke Malaysia tahun 1984,
delegasi NU berkunjung ke Arab Saudi atas sponsor Dar al-Ifta’ Riyadh
tahun 1987, dialog ke Kairo atas sponsor BKKBN Pusat tahun 1992,
berkunjung ke Malaysia dan Thailand untuk kepentingan Badan Pertimbangan
Pendidikan Nasional (BPPN) tahun 1997.
D. Karya-karya KH. MA. Sahal Mahfudz
Kyai Sahal adalah seorang pakar fiqih (hukum Islam), yang sejak menjadi
santri seolah sudah terprogram untuk menguasai spesifikasi ilmu tertentu
yaitu dalam bidang ilmu Ushul Fiqih, Bahasa Arab dan Ilmu
Kemasyarakatan. Namun beliau juga mampu memberikan solusi permasalahan
umat yang tak hanya terkait dengan tiga bidang tersebut, contohnya dalam
bidang kesehatan dan beliau menemukan suatu bagian tersendiri dalam
fiqh.
Dalam bidang kesehatan Kyai Sahal mendapat penghargaan dari WHO dengan
gagasannya mendirikan taman gizi yang digerakkan para santri untuk
menangani anak-anak balita (hampir seperti Posyandu). Selain itu juga
mendirikan balai kesehatan yang sekarang berkembang menjadi Rumah Sakit
Islam.
Berbicara tentang karya beliau, pada bagian fiqh beliau menulis seperti
Al-Tsamarah al-Hajainiyah yang membicarakan masalah fuqaha, al-Barokatu
al- Jumu’ah ini berbicara tentang gramatika Arab. Sedangkan karya Kyai
Sahal yang berbentuk tulisan lainnya adalah :
- Buku (kumpulan makalah yang diterbitkan) :
- Thariqatal-Hushul ila Ghayahal-Ushul, (Surabaya: Diantarna, 2000)
- Pesantren Mencari Makna, (Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999)
- Al-Bayan al-Mulamma' 'an Alfdz al-Lumd", (Semarang: Thoha Putra, 1999)
- Telaah Fikih Sosial, Dialog dengan KH. MA. Sahal Mahfudh, (Semarang: Suara Merdeka, 1997)
- Nuansa Fiqh Sosial (Yogyakarta: LKiS, 1994)
- Ensiklopedi Ijma' (terjemahan bersama KH. Mustofa Bisri dari kitab Mausu'ah al-Ij ma'). (Jakarta; Pustaka Firdaus, 1987).
- Al-Tsamarah al-Hajainiyah, I960 (Nurussalam, t.t)
- Luma' al-Hikmah ila Musalsalat al-Muhimmat, (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati).
- Al-Faraid al-Ajibah, 1959 (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati)
- Risalah dan Makalah (tidak diterbitkan) :
- Tipologi Sumber Day a Manusia Jepara dalam Menghadapi AFTA 2003 (Workshop KKNINISNU Jepara, 29 Pebruari 2003).
- Strategi dan Pengembangan SDM bagi Institusi Non-Pemerintah, (Lokakarya Lakpesdam NU, Bogor, 18 April 2000).
- Mengubah Pemahaman atas Masyarakat: Meletakkan Paradigma Kebangsaan dalam Perspektif Sosial (Silarurahmi Pemda II Ulama dan Tokoh Masyarakat Purwodadi, 18 Maret 2000).
- Pokok-Pokok Pikiran tentang Militer dan Agama (Halaqah Nasional PB NU dan P3M, Malang, 18 April 2000)
- Prospek Sarjana Muslim Abad XXI, (Stadium General STAI al-Falah Assuniyah, Jember, 12 September 1998)
- Keluarga Maslahah dan Kehidupan Modern, (Seminar Sehari LKKNU, Evaluasi Kemitraan NU-BKKBN, Jakarta, 3 Juni 1998)
- Pendidikan Agama dan Pengaruhnya terhadap Penghayatan dan Pengamalan Budi Pekerti, (Sarasehan Peningkatan Moral Warga Negara Berdasarkan Pancasila BP7 Propinsi Jawa Tengah, 19 Juni 1997)
- Metode Pembinaan Aliran Sempalan dalam Islam, (Semarang, 11 Desember 1996)
- Perpustakaan dan Peningkatan SDM Menurut Visi Islam, (Seminar LP Ma'arif, Jepara, 14 Juli 1996)
- Arah Pengembangan Ekonomi dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat, (Seminar Sehari, Jember, 27 Desember 1995)
- Pendidikan Pesantren sebagai Suatu Alternatif Pendidikan Nasional, (Seminar Nasional tentang Peranan Lembaga Pendidikan Islam dalam Peningkatan Kualitas SDM Pasca 50 tahun Indonesia Merdeka, Surabaya, 2 Juli 1995)
- Peningkatan Penyelenggaraan Ibadah Haji yang Berkualitas, (disampaikan dalam Diskusi Panel, Semarang, 27 Juni 1995)
- Pandangan Islam terhadap Wajib Belajar, (Penataran Sosialisasi Wajib belajar 9 Tahun, Semarang 10 Oktober 1994)
- Perspektif dan Prospek Madrasah Diniyah, (Surabaya, 16 Mei 1994)
- Fiqh Sosial sebagai Alternatif Pemahaman Beragama Masyarakat, (disampaikan dalam kuliah umum IKAHA, Jombang, 28 Desember 1994)
- Reorientasi Pemahaman Fiqh, Menyikapi Pergeseran Perilaku Masyarakat, (disampaikan pada Diskusi Dosen Institut Hasyim Asy'ari, Jombang, 27 Desember 1994)
- Sebuah Releksi tentang Pesantren, (Pati, 21 Agustus 1993)
- Posisi Umat Islam Indonesia dalam Era Demokratisasi dari Sudut Kajian Politis, (Forum Silaturahmi PP Jateng, Semarang, 5 September 1992).
- Kepemimpinan Politik yang Berkeadilan dalam Islam, (Halaqah Fiqh Imaniyah, Yogyakarta, 3-5 Nopember 1992)
- Peran Ulama dan Pesantren dalam Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan Umat, (Sarasehan Opening RSU Sultan Agung, Semarang, 26 Agustus 1992).
- Pandangan Islam Terhadap AIDS, (Seminar, Surabaya,1 Desember 1992)
- Kata Pengantar dalam buku Quo Vadis NU karya Kacung Marijan, (Pati, 13 Pebruari 1992)
- Peranan Agama dalam Pembinaan Gizi dan Kesehatan Keluarga, Pandangan dari Segi Posisi Tokoh Agama, Muallim, dan Pranata Agama, (Muzakarah Nasional, Bogor, 2 Desember 1991)
- Mempersiapkan Generasi Muda Islam Potensial, (Siaran Mimbar Agama Islam TVRI, Jakarta, 24 Oktober 1991)
- Moral dan Etika dalam Pembangunan, (Seminar Kodam IV, Semarang, 18-19 September 1991)
- Pluralitas Gerakan Islam dan Tantangan Indonesia Masa Depan, Perpsketif Sosial Ekonomi, (Seminar di Yogyakarta, 10 Maret 1991)
- Islam dan Politik, (Seminar, Kendal, 4 Maret 1989)
- Filosofi dan Strategi Pengembangan Masyarakat di Lingkungan NU, (disampaikan dalam Temu Wicara LSM, Kudus, 10 September 1989)
- Disiplin dan Ketahanan Nasional, Sebuah Tinjauan dari Ajaran Islam, (Forum MUIII, Kendal, 8 Oktober 1988)
- Relevansi Ulumuddiyanah di Pesantren dan Tantangan Masyarakat, (Mudzakarah, P3M, Mranggen, 19-21 September 1988)
- Prospek Pesantren dalam Pengembangan Science, (Refreshing Course KPM, Tambak Beras, Jombang 19 Januari 1988)
- Ajaran Aswaja dan Kaitannya dengan Sistem Masyarakat, (LKL GP Anshor dan Fatayat, Jepara 12-17 Februari 1988)
- AIDS dan Prostisusi dari Dimensi Agama Islam, (Seminar AIDS dan Prostitusi YAASKI, Yogyakarta, 21 Juni 1987)
- Sumbangan Wawasan tentang Madrasah dan Ma'arif, (Raker LP Ma'arif, Pati, 21 Desember 1986)
- Program KB dan Ulama, (Pati, 27 Oktober 1986)
- Hismawati dan Taman Gizi, (Sarasehan gizi antar santriwati,
- Administrasi Pembukuan Keuangan Menurut Pandangan Islam, (Latihan Administrasi Pembukuan dan Keuangan bagi TPM, Pan, 8 April 1986)
- Pendekatan Pola Pesantren sebagai Salah Satu Alternatif membudayakan NKKBS, (Rapat Konsultasi Nasional Bidang, KB, Jakarta, 23-27 Januari 1984)
- Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan di Pesantren, (Lokakarya Pendidikan Kependudukan di Pesantren, (Jakarta, 6-8 Januari 1983)
- Tanggapan atas Pokok-Pokok Pikiran Pembaharuan Pendidikan Nasional, (27 Nopember 1979)
- Peningkatan Sosial Amaliah Islam, (Pekan Orientasi Ulama Khotib, Pati, 21-23 Pebruari 1977)
- Intifah al-Wajadain, (Risalah tidak diterbitkan)
- Wasmah al-Sibydn ild I'tiqdd ma' da al-Rahman, (Risalah tidak diterbitkan)
- I'dnah al-Ashhdb, 1961 (Risalah tidak diterbitkan)
- Faid al-Hija syarah Nail al-Raja dan Nazhdm Safinah al-Naja, 1961 (Risalah tidak diterbitkan)
- Al-Tarjamah al-Munbalijah 'an Qasiidah al-Munfarijah, (Risalah tidak diterbitkan)