Agar anak memiliki aqidah yang lurus sejak dini, maka sejak kecil ia
harus dididik tentang aqidah yang benar. Salah satunya dengan
mengajarkan rukun iman pada anak. Anak tidak cukup diajari untuk
menghafalnya, tetapi juga perlu diberi penjelasan dengan bahasa yang ia
pahami.
Iman kepada Allah
Ajarkan pada anak bahwa Allah itu satu, tidak ada sekutu bagi-Nya,
dan tidak ada sesembahan lain bersama-Nya.Kalau di bumi dan langit ada
sesembahan selain-Nya, tentu keduanya akan rusak.
Ajari anak surat Al-Ikhlas (1-4), dan mintalah mereka menghafalnya sekaligus dengan artinya.
“Katakanlah, ‘Allah itu satu. Yang menjadi sandaran semua
makhluk.Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu
pun yang setara dengan-Nya.’”
Laranglah anak berbuat syirik, dan ajarkan tauhid pada mereka.
Beritahukan pada anak bahwa syirik atau menyekutukan Allah azza wa jalla
adalah dosa terbesar yang tak terampuni.
Perkenalkan pada anak Rabb mereka, dan bahwa Dialah
yang mencipta dan memberi rezeki, yang menghidupkan dan mematikan,
memuliakan dan menghinakan, yang mengangkat dan merendahkan.
Ajarkan nama-nama Allah yang indah dan sifat-sifatNya yang luhur
sesuai dengan manhaj ahlussunnah waljamaah dari kalangan sahabat
Rasulullah dan tabiin yang datang setelah mereka.
Ajarkan pula bahwa Allah bersemayam di atas ‘Arsy (Thaha: 5), dan pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu (Thaha: 98)
Sampaikan juga tentang hadits budak perempuan yang ditanya oleh
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Di mana Allah?” Dia menjawab,
“Di langit.” Nabi lalu memerintahkan majikan budak itu untuk
membebaskannya karena dia seorang perempuan yang beriman.
Iman kepada Malaikat
Tentang malaikat, sampaikan bahwa iman kepada malaikat adalah wajib
dan membenarkan keberadaan mereka adalah suatu keharusan. Malaikat
adalah hamba-hamba Allah yang mulia, yang bertasbih siang dan malam
dengan tidak bosan, tidak menyombongkan diri dari ketaatan dan ibadah
kepada Allah, bahkan mereka takut kepada-Nya.
Sampaikan juga bahwa malaikat diciptakan dari cahaya.
Mereka punya tugas-tugas yang mereka jalankan dengan Di antara mereka
ada yang memikul ‘Arsy. Ada yang menjadi utusan-utusan antara Allah azza
wa jallaAda yang mencatat amal dan menjaga catatan amal para hamba. Ada
malaikat maut yang bertugas mencabut nyawa manusia jika telah sampai
ajalnya. Ada malaikat penjaga gunung dan awan. Ada yang bertugas
menghadiri majelis zikir dan ilmu, menghadiri salat lima waktu dan
Jumat, menguatkan hati orang-orang beriman ketika perang dengan izin
Allah, menenangkan dan memberi kabar gembira orang-orang yang beriman
ketika akan meninggal, menyiksa orang-orang kafir sejak keluarnya ruh,
mengangkat ruh ke langit, menanyai para hamba di alam kubur, memintakan
ampunan untuk orang-orang yang beriman, dan mendoakan mereka masuk
surga. sebaik-baiknya. dan para nabi.
Ada pula malaikat yang menjaga surga dan neraka. Penjaga neraka
adalah malaikat yang keras dan kasar, yang tidak durhaka kepada Allah
dan selalu menjalankan perintah-Nya.
Para malaikat tidak masuk rumah yang di dalamnya ada anjing dan
gambar bernyawa. Para malaikat juga mendengarkan bacaan Al-Quran, dan
banyak lagi tugas lain yang dibebankan kepada mereka.
Sampaikan pula bahwa malaikat mempersaksikan keesaaan Allah dan
kerasulan para Rasul-Nya. Malaikat juga menolong orang-orang yang
beriman dengan izin Allah dan memberi syafaat orang-orang yang beriman
dan bertauhid di hari kiamat dengan izin Allah azza wa jalla. Satu
lagi, malaikat bukanlah perempuan sebagaimana yang disangka orang-orang
kafir.
Keimanan pada malaikat bisa berimbas pada kebaikan akhlak. Tekankan
pada diri anak, bahwa para malaikat selalu mengawasi kita, mencatat amal
dan ucapan kita, sebagaimana firman Allah,
“Tidaklah satu ucapan pun diucapkan kecuali ada malaikat yang mengawasi dan mencatatnya.” (Al-Qof: 18)
Iman kepada Kitab-kitab Allah
Sampaikan kepada anak bahwa Allah azza wa jalla telah menurunkan
sejumlah kitab kepada para Rasul-Nya, untuk diajarkan kepada umatnya. Di
dalamnya Allah memerintahkan mereka untuk bertauhid, beriman kepada-Nya
dan para rasul-Nya, dan menerangkan perkara-perkara yang halal dan
haram.
Terdapat pula kabar-kabar tentang orang-orang sebelum mereka,
hukum yang berlaku di tengah-tengah mereka, serta dakwah kepada semua
kebaikan dan peringatan dari semua kejelekan, kekafiran dan kesesatan.
Di antara kitab-kitab itu adalah Taurat yang diturunkan kepada Musa
q, Injil kepada Isa q, dan Al-Quran kepada Muhammad shallallahu alaihi
wa sallam.
Iman kepada Para Rasul
Beritahukan pada anak tentang para Nabi dan Rasul. Mereka diutus oleh
Allah azza wa jalla kepada manusia untuk memerintahkan mereka agar
bertauhid, memberi kabar gembira dengan surga bagi orang-orang yang taat
di antara mereka, dan memperingatkan mereka dari syirik dan
kemaksiatan.
Allah telah memilih di antara Rasul-Nya sebagai ulul azmi, yaitu
Ibrahim q, Nuh q, Isa q, Musa q dan Muhammad shallallahu alaihi wa
sallam.
Ceritakanlah tentang kisah-kisah dan mukjizat yang
dimiliki para Rasul. Iman kepada seluruh rasul dan nabi adalah
wajib.Barangsiapa ingkar kepada salah satunya, maka telah kafir kepada
semuanya.
Semua rasul mendakwahkan satu agama yaitu menyembah Allah semata, menjauhi setan dan kesyirikan. Allah berfirman,
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus dalam setiap umat seorang rasul
untuk menyeru kaumnya, ‘Sembahlah Allah saja dan jauhilah
thaghut/setan.” (An-Nahl: 36)
Penutup para rasul itu adalah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, maka tidak ada rasul lagi setelah beliau.
Iman kepada Hari Kiamat
Perbanyaklah mengingatkan anak-anak pada hari kiamat. Bila anak
mengetahui bahwa kelak akan ada perhitungan, pahala dan siksa, maka dia
akan berbuat kebaikan dan menjauhi kejelekan.
Iman kepada hari akhir meliputi 3 hal,
Pertama, mengimani adanya kebangkitan (ba’ts) yaitu
dihidupkannya kembali orang-orang yang sudah mati tatkala ditiupkan
sangkakala untuk kedua kalinya. Pada hari itu seluruh manusia bangkit
untuk menghadap Rabb semesta alam dalam keadaan telanjang.
Kedua, mengimani adanya hisab (perhitungan) dan jaza’ (balasan). Seluruh amal perbuatan hamba akan dihisab dan diberi balasan.
Ketiga, mengimani adanya surga dan
neraka. Ceritakan pada anak tentang surga dan isinya, berupa kenikmatan
yang kekal bagi penghuninya. Demikian juga neraka dan isinya yang
disediakan bagi orang-orang kafir dan pendosa.
Iman kepada Takdir
Iman kepada takdir adalah wajib atas setiap muslim. Perkara-perkara
yang berjalan dalam kehidupan ini semuanya telah ditakdirkan dan
ditulis. Ajarilah anak tentang hal ini.
Ajarkan anak sebuah hadits yang artinya:
“Dan bila suatu musibah mengenai dirimu,maka jangan kamu katakan,
‘Seandainya aku lakukan ini dan ini.’ Tetapi katakanlah, ‘Qaddarallahu
wa ma sya’a fa’ala’ (Allah telah takdirkan dan apa-apa yang Dia
kehendaki Dia kerjakan).’ Sesungguhnya kata law (seandainya) akan
membuka perbuatan setan.’” (Riwayat Muslim)
Ajarkan pada anak bahwa kebaikan dan kejelekan telah ditakdirkan.
Demikian juga rezeki, telah ditakdirkan dan dibagi-bagi. Sampaikan
bahwa yang memberi hidayah adalah Allah, dan bahwa penjagaan-penjagaan
datangnya dari Allah. Ajal dan umur telah ditakdirkan, dan musibah telah
ditulis dan ditakdirkan. Ajari anak agar ridha dengan
ketentuan-ketentuan Allah azza wa jalla pada setiap keadaan.
Bila anak sakit, terkena sesuatu, atau kehilangan sesuatu, maka beritahukan bahwa semua itu telah ditakdirkan.
Akan tetapi ingatkan juga bahwa Allah telah menciptakan sebab dan
akibat, karena itu jangan lupa untuk melakukan sebab-sebab kebaikan.
Wallahu a’lam (Oel)
Maraji’: Tarbiyatul Abna’, Bagaimana Nabi Mendidik Anak. Syaikh Musthofa Al-Adawi. Media Hidayah
(Majalah Nikah : Bina Anak Salih – Vol. 5, No. 6)