حد
ثنا يحي بكير حد ثنا اليث عن عقيل عن ابن شها ب عن عبيد مول عبدالرحمن بن
عوف انه سمح اباهريرره رضياالله عنه يقول:قال رسول الله صل الله عليه
وسلم:لان يحتطب احد كم حز مة عل ظهره خيرمن ان يسئال احدافيعططيه اويمنعه
“Yahya bin Bakir bercerita kepada kami dari ‘Aqail dari Ibnu Syihab dari Abu Ubaidin Maula Abdurahman bin ‘Auf: sesungguhnya mereke mendengar Abu Hurairah R.A mendengar Rosulullah SAW bersabda”seandainya seseorang mencari kayu bakar dan dipikulkan diatas punggungnya hal itu lebih baik dari pada ia meminta- minta yang kadang-kadang diberi, kadang-kadang ditolak”(H.R Bukhori)
Betapa
Islam itu sangat indah. Segala hidup ada tatanan dan tuntunannya. Dan
semua itu akan mendatangkan kebaikan bagi siapa saja yang
melaksanakannya. Tuntunan Islam menyentuh segala aspek termasuk dalam
aspek pemenuhan kebutuhan.
Islam
hadir dalam hidup ini sebagai rahmatan lil alamin dengan mengajak
penganutnya untuk hidup penuh semangat dan optimis. Bukan untuk menjadi
malas, bodoh dan miskin. Oleh sebab itu Islam selalu berorientasi
kemasa depan,namun bukan berarti mengabaikan masa lalu. Artinya Islam
tidak hanya mengajak penganutnya hanya berfikir tentang dunia
saja,namun juga berfikir untuk akherat.
Makna Hadist
Secara kontekstual
hadist tersebut memberikan gambaran dan motivasi kepada kita untuk
lebih giat bekerja. Orang yang mau bekerja keras itu lebih baik dari
pada orang yang hanya meminta- minta atau pengangguran. Dalam hadist
tersebut digambarkan dengan orang yang mencari kayu bakar kemudian
dipikulkan dipunggungnya, hal tersebut merupakan bentuk usaha yang halal
dan akan menjadi nilai ibadah. Kita dituntut untuk bekerja tak lain
adalah untuk kebaikan dan kesejahteraan kita sendiri. Dan hal itu sangat
dianjurkan agar kita terhindar dari kefakiran. Rosulullah bersabda”sesungguhnya kefakiran itu mendekati kekafiran”.
Semangat bekerja juga didukung dengan hadist Rosulullah : SAW
حد
ثنا عبدالله حدثن ابي ثنابهزثناحماد ثنا اهشام بن زيدقال:سمعت انس ابن
مالك قال:رسول الله صل الله وسلم:ان قامت السا عةبيد احد كم فسيلة فانا
استطع ان لا يقو م حت يغر سهافليعل.
“Abdullah
memberitahukan hadist ayahnya, katanya Bihaz telah memberitahukan
kepada himad, Hisyam bin Zaid berkata Anas bin Malik mendengar bahwa
Rosulullah bersabda”seandainya hari kiamat sudah terjadi, sedang
ditanganmu masih menggenggam bibit kurma dan bagimu masih ada waktu
untuk menanamnya, maka segeralah tanamkan bibit itu dan bagimu akan
tetap mendapat pahala”(H.R Ibnu Hambali)
Dari hadist tersebut, secara tekstual
menjelaskan bahwa pada situasi bagaimanapun bila ada waktu untuk
menanam bibit kurma maka segera mungkin ditanam. Dan Allah akan
memberikan pahala. Dan lebih baik menanamnya dari pada membiarkan tanah
kosong tidak dimanfaatkan.
Disini secara kontekstual
menjelaskan bahwa waktu yang diberikan oleh Allah bila dipergunakan
untuk suatu pekerjaan dan amal kebaikan maka akan mendapatkan pahala.
Berbeda dengan orang yang mengisi waktunya hanya untuk bermalas- malasan
dan berpangku tangan kepada orang lain, maka Allah sangat membencinya.
Dengan tegas rosulullah bersabda” Barang siapa meminta- minta
kepada orang lain untuk menambah kekayaan harta tanpa sesuatu yang
mendesak maka berarti ia menampar mukanya sampai hari kiamat dan batu
neraka yang membara dimukanya(H.R Turmuzi)
Secara kontekstual
hadist ini menjelaskan bahwa kita dilarang bermalas- malasan dan
berpangku tangan pada orang lain selama masih sanggup bekerja. Haram
hukumnya bagi seorang muslim yang masih mampu bekerja tetapi enggan
bekerja dan malah memilih menjadi pengangguran. Hal ini dapat menjadi
dampak negative bukan hanya pada dirinya sendiri melainkan pada
keluarganya, pada saudaranya, pada umat muslim diseluruh dunia dan pada
negaranya.
Dengan
adanya banyak pengangguran , Negara sangat dirugikan, karena secara
tidak langsung Negara harus ikut menanggung beban biaya hidup mereka.
Disamping itu, hal- hal penting yang seharusnya dipikirkan oleh
Negara harus terabaikan karena Negara harus meluangkan waktu dan
pikiran untuk memikirkan nasib pengangguran. Negara yang seharusnya
dapat berkembang dengan pesat karena penduduknya yang mampu bekerja
keras,harus terhambat perkembangannya karena rakyatnya yang banyak
menganggur.
Oleh
sebab itu, marilah kita semua umat muslim harus bisa bangkit membangun
diri, agama dan Negara ini dengan semangat bekerja agar menjadi
motivasi bagi yang lain. Dan menjadikan Islam menjadi tampak begitu
indah dengan tuntunannya yang didukung oleh umatnya yang penuh dengan
semangat. Janganlah menjadi orang yang merugi bagi diri sendiri dan
orang lain. Jangan pernah menyerah pada keadaan, karena akan selalu ada
jalan bagi siapa saja yang mau berusaha. Rizki Allah bertebaran dimana-
mana.Dan kita yang harus mencarinya. Utamakan ukhuwah, karena dengan
ukhuwah kita bisa mendapatkan banyak informasi. Dari situlah kita bisa
memilih- milih pekerjaan yang halal dan cocok dengan keinginan dan
kemampuan kita. Bukankah Allah tidak akan mengubah nasib kita jika kita
tidak berusaha mengubahnya sendiri?. “Dan Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”(Ar Rad:11).
Sumber: hasil makalah dari tafsir hadist ekonomi dari berbagai sumber yang dikembangkan
http://www.bmtfastabiq.com